APBN regional Kalimantan Barat hingga 28 Februari 2025 tetap bertumbuh di tengah dinamika perekonomian global. Pada sisi Pendapatan, total Pendapatan Negara terealisasi Rp 1.548,42 miliar terdiri dari Penerimaan Pajak sebesar Rp 1.302,20 miliar (11,32 persen) dan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 246,22 miliar (27,69 persen).
Sementara itu pada sisi Belanja telah terealisasi sebesar Rp 4.340,01 miliar yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 730,45 miliar (8,14 persen) dan Transfer ke Daerah sebesar Rp 3.609,57 miliar (16,39 persen).
“Di tengah gejolak dinamika global, APBN sebagai shock absorber akan terus dioptimalkan melalui berbagai strategi kebijakan pemerintah,” kata Hery Yulianto, Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan Barat saat Konferensi Pers APBN KiTa Regional Kalimantan Barat Edisi Bulan Maret Tahun 2025 di kantor DJPB Pontianak, Senin 24 Maret 2025.
Diungkapkan, dengan kebijakan fiskal 2025, APBN berfokus pada akselerasi pertumbuhan ekonomi, penguatan well-being, dan konvergensi antardaerah. Realisasi pada target pembangunan tahun 2025 di Kalimantan Barat tercermin pada capaian-capaian yang telah diperoleh di antaranya:
- Tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,86 persen.
- Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) dengan capaian sebesar 71,19.
- Tingkat kemiskinan sebesar 6,25 persen.
- Tingkat inflasi tercapai sebesar 0,04 persen.
- Gini ratio tercapai sebesar 0,314
- Capaian Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 169,67 dan capaian Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 102,27 poin.
- Tingkat ekspor USD 194,59 juta.
Dengan dilaksanakannya kebijakan efisiensi anggaran, diharapkan APBN digunakan untuk belanja yang betul-betul prioritas. Efisiensi dilaksanakan untuk seluruh Kementerian/Lembaga (K/L), pencadangan TKD dan efisiensi APBD untuk prioritas nasional.
Discussion about this post