“Karenanya menjaga ketersediaan pasokan padi dan beras menjadi salah satu hal penting yang perlu menjadi perhatian kita semua, guna memastikan ketersediaan pangan dan menjaga agar tingkat harga tetap stabil. Ini mempertimbangkan, bahwa komoditas beras adalah salah satu komoditas yang memiliki peran inflasi tertinggi dalam lima tahun terakhir,” katanya.
Anggini mengungkapkan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan kenaikan harga pangan di Kalbar melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif), di antaranya : Ketersediaan Pasokan melalui program penyaluran alsintan dan saprotan kepada kelompok tani komoditas padi, cabai rawit dan hortikultura yang akan terus dilakukan pada tahun 2025.
Untuk Keterjangkauan Harga, BI menjalankan program pelaksanaan OP/GPM (Operasi Pasar/Gerakan Pangan Murah) bersinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Bapanas dan Bulog guna memenuhi kebutuhan menjelang HBKN. Selanjutnya melakukan pemantauan secara berkala dan respon cepat tanggap.
Untuk Kelancara Distribusi, BI mendorong fasilitasi ongkos angkut dalam upaya keterjangkauan harga. Dan Komunikasi Efektif dengan melakukan koordinasi TPID se Kalbar, koordinasi optimalisasi supply chain melalui KAD Singbebaswah, Rencana Capacity Building TPID dan pelaku usaha serta komunikasi kebijakan pembentukan ekspektasi masyarakat.
“Kami berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan sinergi dan kolaborasi Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kalimantan Barat, dalam memajukan sektor pertanian dan mendukung produktivitas klaster pangan melalui optimalisasi 4K,” imbuh Anggini.
Pj Gubernur Kalbar, Harisson memberikan apresiasi atas kerja keras semua pihak yang telah menyukseskan salah satu program ketahanan pangan. “Panen raya ini adalah bukti nyata, bahwa Kalimantan Barat memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional,” kata Harisson.
Menurut dia, dengan kerjasama yang solid antara pemerintah, petani dan semua pemangku kepentingan, dapat terus meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian sebagaimana yang diharapkan.
Harisson berharap, GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) Â dapat terus menjadi wadah yang efektif untuk memajukans ektor pertanian, mengatasi tantangan inflasi pangan serta menjaga kesejahteraan petani.
“Saya meyakini, apabila kita semua bersinergi dan bekerja keras, maka swasembada pangan ini, akan dan bisa terwujud di masa pemerintahan Presiden Prabowo,” katanya. **
Discussion about this post