Simrin Singh, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, memuji komitmen nasional Indonesia terhadap bisnis yang bertanggung jawab melalui Strategi Nasional Bisnis dan HAM, yang diluncurkan tahun lalu.
Ia juga menekankan peran penting Deklarasi Perusahaan Multinasional ILO dalam membantu memandu praktik-praktik yang bertanggung jawab di seluruh lanskap bisnis Indonesia, dengan sektor elektronik sebagai ujung tombaknya.
Hubungan antara bisnis dan HAM telah mendapat perhatian yang semakin besar dalam beberapa tahun terakhir, yang mengarah pada seruan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih kuat oleh pemerintah dan bisnis untuk melindungi dan menghormati HAM dalam konteks operasi bisnis.
“ILO mendukung Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai pemain ekonomi terkemuka di Asia Tenggara, dengan komitmennya yang baru terhadap pekerjaan yang layak dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab. Dengan kombinasi panduan internasional dan strategi yang dimiliki secara nasional, Indonesia dapat memetakan jalan menuju pertumbuhan dan pembangunan yang berkelanjutan,” katanya.
Dialog Nasional ini dihadiri oleh para pembuat kebijakan, perusahaan-perusahaan elektronik terkemuka, organisasi pekerja dan pengusaha, serta para ahli nasional dan internasional, termasuk dari kantor pusat ILO di Jenewa. Sesi-sesi akan mengeksplorasi peluang dan tantangan bagi sektor elektronik Indonesia, strategi untuk mempromosikan rantai pasokan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, inovasi industri dan praktik-praktik yang baik, pelajaran yang dapat dipetik dari negara lain, upaya kolaboratif di antara berbagai pemangku kepentingan, serta dialog dan kreasi bersama tentang jalan ke depan untuk sektor ini.
ILO mempromosikan bisnis yang bertanggung jawab untuk pekerjaan yang layak di sektor elektronik Indonesia melalui dua proyek yang saling melengkapi: Rantai Pasokan yang Tangguh, Inklusif dan Berkelanjutan atau Proyek RISSC, dan proyek Pengembangan Keterampilan dan Perilaku Bisnis yang Bertanggung Jawab atau proyek METI-Skills.
Didanai oleh Kementerian Kesehatan, Ketenagakerjaan, dan Kesejahteraan Jepang, Proyek RISSC bertujuan untuk membangun rantai pasok yang lebih tangguh, inklusif dan berkelanjutan dengan mengatasi defisit pekerjaan yang layak dan memajukan perilaku bisnis yang bertanggung jawab, di tingkat perusahaan, industri dan kebijakan nasional.
Sementara proyek METI-Skills mendukung ketahanan dan keberlanjutan rantai pasokan dengan menumbuhkan pengembangan keterampilan tenaga kerja, sebagai persiapan untuk pergeseran struktur industri menuju ekonomi berkelanjutan. **
Discussion about this post