Perusahaan perkebunan, HPI Agro menyayangkan aksi sepihak oknum Kepala Desa (Kades) Empunak Tapang Keladan yang mengangkut Sawit Palm Acid Oil (PAO) atau dikenal dengan nama limbah MIKO dari pabrik Gelatik Mill.
Kades Empunak Aidi Tinggi mengambil langkah ilegal pengambilan MIKO hanya berbekal surat Delivery Order (DO) sebagai dokumen yang dianggapnya sah sebelah pihak oleh kades tersebut. Padahal, di sisi lain perusahaan tidak pernah memberikan izin resmi bahkan belum ada niat melakukan pelelangan penjualan MIKO.
Hingga berita ini diturunkan, Kades Empunak mengerahkan sebanyak 39 unit tangki yang mengambil dan mengangkut limbah MIKO sekitar 289 ton langsung ke pabrik perusahaan sejak 1 Agustus 2024 sampai 3 Agustus 2024 lalu. Adapun rinciannya, 17 tangki atau sebanyak 124 ton (1/8/2024), 11 unit tangki atau 75 ton (2/8/2024) dan 11 unit tangki atau 90 ton (3/8/2024).
Limbah miko yang disedot kemudian dibawa ke penimbangan atau RAM sawit luar pabrik milik warga yang berinisial M di daerah pergudangan dan di Simpang Ampar milik saudara LI. Dengan transportir milik saudara B.
Pihak Perusahaan berupaya menghentikan aksi pengambilan Miko, dengan bantuan pendampingan dari pihak kepolisian sektor ketungau hulu, namun pihak kepolisian tidak dapat menghentikan ataupun melarang pengambilan Miko tersebut.
Perusahaan seperti disampaikan kuasa hukum Michael N & Partnership, prihatin dengan aksi sepihak kades tanpa berlandaskan niat menjalin kerjasama bisnis dengan perusahaan. Semestinya, lanjut dia, Kades sebagai representatif institusi pemerintah melaksanakan tahap-tahap pemerintahan yang baik jika ingin mengelola limbah MIKO hasil pengolahan kelapa sawit.
Discussion about this post