Maulana menilai, keberhasilan Topindo memperoleh pendanaan yang cukup fantastis dari pasar modal tidaklah didapat dengan mudah, tapi perlu kerja keras, perlu perjuangan untuk menggapai harapan dan cita-cita. “Modalnya hanya Rp 500 ribu, kini dia dapatkan Rp 500 miliar. Ternyata itu bukan hal yang tidak mustahil, bisa meraih mimpi,” katanya.
Workshop Go Public dengan topik Alternatif Pendanaan bagi Perusahaan Melalui IPO di Pontianak, menghadirkan Seiko Manito, Founder & Ceo Topindo Solusi Komunika (TOSK), Lisa Gillian, Direktur Utama PT Erdikha Elit Sekuritas dan Dinoor Aisyah, Kepala Unit Pengembangan Startup & SME Pengembangan Perusahaan Tercatat Bursa Efek Indonesia.
Pada kesempatan itu, Dinoor Aisyah mengungkapkan tiga aspek penting yang harus dijaga oleh perusahaan terbuka, yaitu performa yang unggul, implementasi prinsip ESG (Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola) serta perlindungan bagi para investor. “Ini menegaskan, pentingnya integritas dan transparansi dalam mengelola bisnis di pasar modal,”ujarnya.
Pada kesempatan itu, Dinoor mengingatkan, selain mendapatkan informasi dan pencerahan terkait seperti apa syarat, manfaat dan bagaimana mendapatkan IPO, para pelaku usaha diminta agar tidak tergiur dan langsung percaya dengan pihak-pihak yang menawarkan dapat membantu untuk IPO dengan valuasi yang tinggi. “Apalagi jika pihak-pihak terkait tersebut, tidak terdaftar dan diawasi oleh OJK ataupun Bursa Efek Indonesia,” katanya.
Pembicara utama, Seiko Manito di hadapan para pelaku usaha Kalbar, mengungkapkan kunci sukses bisnisnya hingga melantai di pasar modal. Seiko membagikan cerita inspiratif perjalanan perusahaan, dari pelatihan awal hingga pencatatan perdana saham.
“Bisa terjun ke bursa saham, seperti mimpi yang menjelma menjadi kenyataan. Sekaligus manifestasi dari sebuah kerja keras,” tutur Seiko.
Dia mengungkapkan, bahwa IPO perusahaannya bukan hanya tentang perkembangan perusahaan, tapi juga tentang mendukung dan memberdayakan UMKM. Diyakini, bahwa akses permodalan yang lebih besar, akan memungkinkan untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada UMKM, memfasilitasi inovasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Topindoku menawarkan berbagai produk virtual, seperti pulsa, paket data, token, voucher game, tiket perjalanan, pembayaran tagihan, produk FMCG (Fast Moving Consumer Good) dan lainnya. Startup ini menyasar para pelaku UMKM, seperti warung atau kedai yang menjadi mitra perusahaan. Melalui platform Topindoku, selain menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan, juga memberikan dampak positif secara sosial.
“Topindoku bertujuan memberdayakan dan mendukung pelaku usaha UMKM di pasar tradisional, sehingga mereka dapat bersaing di era pasar modern dan meningkatkan kualitas hidup,” tutur Seiko.
Dengan lebih dari satu juga pengguna, serta gerai dan Top Up Point yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia, Topindoku membuktikan, bahwa transformasi digital dapat menjadi kekuatan besar dalam membawa UMKM Indonesia ke tingkat berikutnya.
Melalui langkah besar dalam IPO dan komitmennya untuk terus memajukan sektor UMKM, Topindoku mewakili harapan, bahwa masa depan UMKM Indonesia akan semakin cerah dan mampu bersaing dalam era digital. “Kalau bukan kita, siapa lagi yang bakal membangun daerah kita sendiri,”ucap Seiko yang memilih tetap bertahan di daerah, meski perusahaannya sudah berkibar dan go public. **
Discussion about this post