Proyek Pengembangan Keterampilan dan Perilaku Bisnis yang Bertanggung Jawab ILO, didanai Pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI), menegaskan pentingnya memadukan praktik bisnis yang bertanggung jawab dengan pelatihan keterampilan yang kuat. Sebagai industri, khususnya elektronik, menjalani transformasi digital dan berupaya mempertahankan keberlanjutan, melakukan investasi dalam modal manusia menjadi sangat krusial.
Pendekatan ini memastukan, bahwa pekerja tidak hanya mampu mengikuti perkembangan tekonologi yang maju, tapi juga menyadari praktik bisnis yang bertanggung jawab, yang mendorong rantai pasokan yang lebih inklusif dan tangguh. Kolaborasi antara pemerintah, Perusahaan dan lembaga pendidikan menjadi sangat diperlukan untuk melengkapi angkatan kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan dan standar etika guna memenuhi permintaan rantai pasokan global secara efektif.
Untuk menjembatani kesenjangan keterampilan, studi ini pun menyoroti pentingnya kemitraan swasta-publik antara dunia usaha dengan lembaga pelatihan. Program-program seperti model Pabrik Pembelajaran (TEFA) dan Link and Match yang menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri terbukti menjadi praktik-praktik terbaik yang memastikan para lulusan dapat melakukan transisi ke pasar kerja dengan baik,
Studi juga menyerukan dunia usaha untuk memprioritaskan upaya mempertahankan pekerja dan berinvestasi dala kemampuan mereka melalui pelatihan keterampilan kembali dan peningkatan keterampilan (reskilling and upskilling). Lembaga-lembaga pelatihan juga harus memperluas kesempatan pembelajaran secara langsung di tempat kerja kepada lebih banyak orang dan memperkuat kemitraan industri untuk mempersiapkan secara efektif para lulusan menjadi angkatan kerja.
Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Warsito menekankan bahwa pengembangan keterampilan yang adaptif terhadap kemajuan teknologi telah menjadi prioritas pemerintah Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
“Indonesia telah mengembangkan berbagai strategi termasuk Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi yang menjadi kunci dalam menciptakan angkatan kerja yang terampil, berdayasaing dan berkualitas, dengan industri memainkan peranan penting dalam peningkatan keterampilan dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab,” tutur Warsitor.
Simrin Singh, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste, menegaskan dukungan ILO terhadap program pengembangan keterampilan Indonesia sebagai respons terhadap pesatnya transisi industri dan transformasi digital yang dihadapi pasar kerja Indonesia.
Berinvestasi pada keterampilan dan kemampuan kerja perempuan dan laki-laki merupakan inti dari pasar kerja yang sehat. Kerja sama ILO dengan berbagai lembaga akan memastikan dan mempercepat pengembangan angkatan kerja yang mumpuni, terlatih dan terampil di sektor kunci ini.
“Investasi ini, pada gilirannya, memperkuat produktivitas dan kualitas, seraya memastikan elemen-elemen mendasar dalam pekerjaan yang layak seperti akses terhadap perlindungan sosial dan kepastikan akan pengupahan yang adil,” ujarnya. **
Discussion about this post