Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) meluncurkan temuan-temuan utama laporannya yang bertajuk Pengembangan Keterampilan dan Situasi Ketenagakerjaan Sektor Elektronik Indonesia, Kamis 16 Mei di Jakarta. Studi komprehensif ini menyoroti komitmen pemerintah Indonesia dalam mengembangkan angkatan kerja yang kompetitif dan terampil, sejalan dengan spesifikasi kebutuhan sektor elektronik.
Temuan-temuan utama studi ini secara resmi diluncurkan saat Dialog Nasional mengenai Strategi untuk Mempromosikan dan Mengembangkan Tenaga Kerja Terampil dalam Rantai Pasokan yang Bertanggung Jawab di Sektor Elektronik.
Acara ini dihadiri M. Rudy Salahuddin, Deputi Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Prof Warsito, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta Simrin Singh, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI). Studi ini memadukan metode kualitatif, analisis data sekunder dan wawancara mendalam dengan para pengusaha dan pekerja dari lima perusahaan elektronik.
Studi juga terfokus pada tren industri, otomatisasi dan digitalisasi yang memberikan pengamatan menyeluruh mengenai kebutuhan sektor ini dari usaha kecil hingga industri berskala besar.
“Pemerintah Indonesia telah memilih sektor elektronik sebagai salah satu sektor industri kunci yang dikembangkan untuk menghadapi pengembangan industri masa depan. Sektor ini pun merupakan bagian dari Making Indonesia 4.0 Road Map,” ujar Rudy Salahuddin, Deputi Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Saat ini pemerintah sedang menjalankan prakarsa mendorong industri semi konduktor Indonesia agar terlibat dalam rantai pasokan global. Studi ini, karenanya, akan memberikan kami temuan dan rekomendasi utama dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensi pekerja yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tapi juga kontribusi sektor ini pada perekonomian nasional dan kapasitas ketenagakerjaannya.
Studi pun membahas berbagai variasi tingkatan pengetahuan teknis dan non-teknis yang dibutuhkan untuk baik untuk pekerjaan dengan keterampilan tinggi maupun rendah: jika operator membutuhkan keterampilan teknis dasar, insinyur membutuhkan keahlian teknis yang lebih tinggi, keterampilan non-teknis dan kemampuan mengatasi masalah. Kedua kelompok ini harus meningkatkan literasi digital dan adaptabilitas mereka terhadap perubahan teknologi.
Dalam lingkungan bisnis yang berkembang cepat saat ini, mengembangkan angkatan kerja yang terampil dan terinformasi merupakan inti dari pertumbuhan yang berkelanjutan.
Discussion about this post