Pengelolaan risiko dengan kombinasi antara budaya, sistem, dan proses sangat penting untuk mengkoordinasikan, mengidentifikasi, dan memitigasi risiko. Hal itu terungkap dalam sharing session di Aula Lantai 3 Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada Senin, 22 April 2024. Sharing session itu bertema Manajemen Risiko dan Kapabilitas Audit Intern dan dimoderatori langsung oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, Rudy M. Harahap.
Pematerinya adalah Kepala Biro Perencanaan Umum dan Anggaran Polda Kalimantan Barat, Kombes Pol. Yulia Agustin, dan Koordinator Pengawasan Bidang P3APIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, Mujiyanto.

Sharing session tersebut, juga menghadirkan UMKM penyedia layanan minuman kopi, sebagai kampanye cinta produk dalam negeri. Dalam sharing session tersebut, Rudy menyampaikan, tantangan-tantangan internal auditor ke depan tidak hanya bagaimana memberikan assurance dan consulting saja, tetapi juga build.
“Sebagai internal auditor, kita tidak hanya menjadi perenang (swimmer) atau penonton (stander), tidak hanya berenang atau menonton saja, tetapi juga harus menjadi perselancar (surfer). Internal auditor harus mau tenggelam dan jatuh bangun menghadapi ombak bersama auditee,” ucap Rudy.
Ia mengatakan, kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) tidak berkembang disebabkan karena APIP tidak melakukan audit berbasis risiko.
“Kebanyakan risiko pemerintah daerah yang disusun masih risiko operasional, belum risiko strategis. Risiko strategis adalah risiko yang lingkupnya lintas sektoral. Kalau risiko di entitas masing-masing masih berupa risiko operasional, tetapi ketika ada risiko yang berkaitan dengan pihak lain, itu sudah menjadi risiko strategis,” ujar Rudy.
Discussion about this post