Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Kalbar, Taufan Febiola menilai betapa luar biasa pertumbuhan usaha emiten IPCC ini, yang pulih dengan cepat setelah badai Covid-19.
“Transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir, tak terkecuali yang dilakukan Pelindo sungguh luar biasa. Mereka sekarang bahkan secara revenue sudah bisa melebihi waktu saat IPO,” kata Taufan.
Menurutnya, dengan fundamental yang begitu kuat, komitmen bagi dividen yang konsisten, ditambah harga saham yang sangat menarik, bisa menjadi referensi bagi investor melirik IPCC. Diharapkan, dengan semakin banyak BUMN yang ekspansi ke Kalbar, akan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Diperkuat lagi dengan aktivitas pelabuhan yang sudah berstandar internasional.
Menurut Taufan, di awal tahun ini, usai pesta demokrasi, antusias investor terlihat cukup baik, bahkan lebih banyak dari tahun lalu. Ini ditandai dengan munculnya emiten baru Kalbar, yang pada 7 Februari lalu melakukan listing, yaitu perusahaan startup Topindo Solusi Komunika (TOSK).
” Ini menjadi langkah awal bangkitnya ekonomi kreatif, bangkitnya anak-anak muda, bangkitnya startup dari Kalbar, yang akan kita dorong terus tumbuh, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Kalbar,”ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, General Manager Pelindo II Pontianak, Hambar Wiyadi mengungkapkan, saat ini sudah ada dua perusahaan yang melakukan pembangunan di kawasan Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat dengan nilai investasi Rp 4 triliun.
Dua perusahaan tersebut adalah PT Pacific Bio Industri (PBI) yang memanfaatkan lahan kawasan pendukung Terminal Kijing untuk mengembangkan bisnis logistik dan pengembangan hinterland development.
Selanjutnya PT Apical, perusahaan minyak sawit segar berkualitas melalui pengolahan CPO bersertifikat internasional. Perusahaan ini bisa menambah kapasitas yang semula 2 juta CPO menjadi 3,6 juta ton CPO tampung, dan diekspor melalui Terminal Kijing.
Saat ini Terminal Kijing memangs udah menjadi penghubung dalam ekspor CPO ke negara tujuan, bahkan Kalbar malah sudah menjadi penghubung ekspor CPO, di antaranya dari Jambi, Palembang dan lainnya.
“Pelabuhan Kijing kini terus mengembangkan diri dengan area kawasan yang dilengkapi fasilitas dan utilitas penunjang kegiatan perindustrian dan logistik, yang diharapkan dapat meningkatkan produk Kalbar dan menumbuhkan perekonomian daerah ini,” tutur Hambar.
“Kita juga akan memaksimalkan Terminal Kijing untuk ekspor CPO, karena kita sekarang sudah menjadi penghubung,” tegas Hambar lagi.**
Discussion about this post