IPCC, anak usaha Grup Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tbk (IKT) menargetkan pertumbuhan di tahun 2024 ini secara keseluruhan dapat memberikan nilai tambah bagi otomotif, dan menjadi ekosistem yang terintegrasi di semua lini serta mendukung pemerintah dalam peningkatan ekonomi.
“Secara spesifik, bagi IKT yaitu meningkatkan pendapatan dan laba bersih perseroan, sehingga harga sahamnya meningkat dan dividen juga lebih baik dan memberikan kontribusi bagi pemegang saham, baik dari investor ritel maupun pemegang saham mayoritas,” kata Sugeng Mulyadi, Dirut PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT) ketika menggelar Public Expose & Site Visit to IPCC Pontianak, Selasa 20 Februari 2024 di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar).
Sugeng menilai, Kalbar memiliki potensi yang cukup besar dengan transaksi yang luar biasa, hingga hampir mencapai Rp 50 triliun lebih dalam satu tahun. Kondisi ini menjadi konsen untuk pengembangan investor secara luas, khususnya bagi pertumbuhan dan transaksi IPCC dalam konten perusahaan yang sudah listed, akan ikut terbantu untuk sinergi bersama investor Kalbar dan emiten dalam melakukan investasi ke depan.
“Pelabuhan internasional ini akan memberikan value dan peningkatan ekonomi Kalbar secara keseluruhan serta mendorong industri untuk lebih tumbuh lagi, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat lagi di nasional maupun global,” imbuhnya.
Sugeng berharap, Public Expose & Visit bersama para investor saham di Pontianak ini, dapat meningkatkan pengetahuan investor pasar modal, baik dalam proses logistik, manajemen terminal atau teknologi yang digunakan, sekaligus memahami pentingnya infrastruktur pelabuhan.
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk atau IPCC adalah perusahaan yang menyediakan layanan terminal kendaraan yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan sejumlah pelabuhan/Terminal RoRo lainnya di Indonesia, termasuk di Pontianak, Kalimantan Barat.
IPCC menyediakan layanan Terminal Handling (Stevedoring, Cargodoring, Receiving, dan Delivery) dan Value Added Services (Vehicle Processing Center, Equipment Processing Center, Road Freight Services, dan Port Stock). Selain itu, IPCC juga menyediakan Layanan Tol Laut (Tol Maritim) dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi angkutan barang yang selama ini menggunakan angkutan darat, beralih menjadi angkutan laut.
Pada awalnya PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk hanya sebuah strategic business unit yang bernama Tanjung Priok Car Terminal (TPT) yang beroperasi sejak Juni 2007. Sebelumnya, untuk mengelola kepelabuhanan di Indonesia, dibentuk 4 Pelindo yang terbagi berdasar wilayah yang berbeda, yaitu Pelindo I, II, III, IV yang merupakan perusahaan BUMN Non Listed, dan sahamnya 100 persen dimiliki oleh Kementerian BUMN, selaku Pemegang Saham Negara Republik Indonesia.
Karenanya, tidak ada informasi Pemegang Saham Utama maupun Saham Pengendali Individu di Pelindo. Negara Republik Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia, merupakan satu-satunya pemilik dan Pemegang saham tunggal.
Pada 1 Desember 2012 PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk didirikan sebagai entitas bisnis tersendiri dengan kepemilikan saham 99 persen oleh IPC (Indonesia Port Corporation)  dan 1 persen oleh PT MTI. Pada 9 Juli 2018 IPCC resmi menjadi perusahaan publik yang melantai di BEI, sehingga kepemilikan sahamnya berubah menjadi 71,3 persen  oleh IPC, 28 persen oleh publik atau IPCC, dan 0,7 persen oleh PT MTI (Sister Company).
Kemudian pada 1 Oktober 2021, Pelindo resmi melakukan merger yang berpengaruh terhadap kepemilikan saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk, sehingga menjadi 71,28 persen oleh Subholding PT Pelindo Multi Terminal, 22,46 persen oleh publik, 5,54 persen oleh PT PII, dan 0,72 persen oleh PT MTI.
Discussion about this post