Ketua Komisi Pemilihan Umum Kalimantan Barat MS Budi mengapresasi Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia, yang menggelar kompetisi anti hoax Pemilu. Melalui kompetisi ini kreativitas anak muda mendapat daya dukung dalam membuat video melawan hoax.
“Saat ini bangsa sedang melawan hoax, yang dapat mengganggu integrasi bangsa. Dan kompetisi itu memiliki manfaat yang luar biasa dalam mendukung Pemilu yang jurdil,” kata Budi saat memberikan sambutan.
Menurut Budi jika anak muda mampu membanjiri media sosial dengan program anti hoax, maka penyajian informasi tentang politik terhindari dari informasi bohong. “Anak-anak muda juga responnya luar biasa dengan peserta yang ikut hampir 200 orang, saya yakin tingkat literasi dalam komunikasi dalam politik akan baik,” tambah Budi.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu Kalimantan Barat Yosef Harry Suyadi mengapresiasi Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia, yang menggelar kompetisi anti hoax Pemiu 2024. Pelaksanaan kompetisi itu sebagai bentuk dukungan agar pelaksanaan Pemilu berjalan dengan baik.
“Setidaknya bagi penyelenggara pemilu terbantu. Setidaknya menjadi stimulus bagi gen z untuk mendorong pengawasan partisipatif mereka dalam pemilu,” terang Yosef.
Kabid Politik Dalam Negeri Badan Kesatuan Bangsa, Sosial dan Politik Zamroni mengatakan pemilu yang digelar tahun 2024 didominasi anak-anak muda. Persentase mencapai 60 persen, sehingga penting untuk melihat kreativitas anak-anak muda agar bisa menarik minat mereka untuk aktif dalam pemilu.
“Hari ini yang dilakukan Hoax Crisis Center (HCC) Indonesia adalah menjadi komunitas yang memberikan kontribusi dalam meningkatkan literasi digital agar menyampaikan informasi yang benar terkait pemilu,” jelas Zamroni.
Kabid Humas Polda Kalbar Kombespol Raden Petit Wijaya mengatakan, banyak informasi hoax yang menyebar saat Pemilu. Informasi hoax itu menyebar di media-media sosial.
Lanjut Petit, saat ini merupakan era citizen journalist, dimana merasa seolah-olah menjadi jurnalis. “Ketika menemukan kejadian yang unik, atau aneh, menjadi kepuasan tersendiri ketika bisa mengupload pertama kali. Tetapi tidak terkonfirmasi dengan baik sehingga mengakibatkan timbul banyak persepsi,” jelas Petit.
“Harapannya kompetisi menjadi cooling system atau sistem penyejuk sehingga pemilu berjalan aman dan damai,” tambah Petit. **
Discussion about this post