Dia mengungkapkan, skema baru yang dapat dimanfaatkan UMKM. Di antaranya ada Kumpeduli dengan rate 5 persen. Tidak perlu agunan untuk pinjaman Rp 5 juta dan untuk tiga tahun kreditnya. Jika ingin lebih lagi, setelah UMKM itu sukses, pinjamannya akan ditingkatkan lagi, bisa sekira Rp 10 juta hingga Rp 50 juta. Tarifnya tetap saja 5 persen, tapi sudah ada agunan.
Terbaru, Bank Kalbar memiliki program KUR (Kredit Usaha Rakyat) cukup besar di tahun ini, dengan rate sebesar 6 persen. Program itu, harusnya bisa dimanfaatkan masyarakat dan pelaku usaha.
“Saya harap program KUR bisa dimanfaatlan dengan baik. Bunganya hanya 6 persen, dan KUR bisa sampai Rp 500 juta. Ini kan sangat-sangat membatu para pengusaha kecil dan menengah. Silahkan itu dimanfaatkan, dan kami siap melayani,” imbuh pria yang baru saja diganjar penghargaan atas pencapaian mengelola bank daerah ini.
Bank Kalbar yang sudah berkiprah selama 59 tahun, membuktikan keberadaannya yang semakin tangguh dan berkembang di tengah ketatnya persaingan lembaga keuangan. Bank Kalbar membuktikan eksistensinya dengan berkinerja baik dalam melayani masyarakat.
Seperti diungkap Kepala OJK Kalbar, Maulana Yasin yang menilai Bank Kalbar mampu mengemban amanah lebih luas. “Alhamdulillah, selama ini Bank Kalbar telah banyak sekali mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak. Ini menunjukkan kesolidan tumbuh kembang komitmen untuk terus eksis,” ujarnya.
Menurut Maulana, Bank Kalbar saat ini telah merealisasikan target pencapaian ketentuan 20 persen penyaluran kredit UMKM. Ke depan, diharapkan bisa meningkat menjadi 30 persen sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh OJK. “Kita yakin, target itu akan dicapai Bank Kalbar,” tuturnya.
Maulana Yasin meminta Bank Kalbar terus melakukan efektivitas efisiensi kerja dan biaya, sehingga harapan masyarakat untuk sejumlah biaya nasabah bisa lebih kecil.
“Ini tantangan, karena semua itu harus lebih efisien. Suku Bunga Dasar Dredit (SBDK) itu kan ditetapkan dari pemberian dana pihak ketiga, plus dengan biaya-biaya operasional lainnya,” katanya lagi.
“Biaya operasional itulah yang harus ditekan. Harus diupayakan lebih kecil lagi, agar SBDK juga lebih rendah. Ke depan, Bank Kalbar bisa makin baik dan makin luas jaringannya,”imbuhnya. **
Discussion about this post