“Terima kasih untuk pembinaan UMKM nya, terutama untuk kerajinan-kerajinan tenun. Pada masa kepemimpinan Pak Agus, itu semua sangat kelihatan, seperti tenun Sidad dari Kapuas Hulu yang berhasil mendapatkan penghargaan. Mudahan ke depan kita terus bersinergi dan mengembangkan pelatihan-pelatihan untuk pelaku usaha kecil,” imbuh Gubernur Midji.
Midji mengungkapkan, bahwa kerjasama pemerintah dan BI sudah terjalin dengan baik, terutama dalam pengendalian inflasi yang membuahkan penghargaan insentif pada tahun 2022, karena berhasil melakukan pengendalian inflasi.
“Inflasi kita tahun 2022 sebesar 1,42 persen, tapi administeed prices nya yang tinggi, karena harga tiket ke Pontianak lebih mahal daripada tiket Pontianak, Jakarta, Medan yang waktunya dua kali dari Jakarta Pontianak,” ucap Gubernur.
Dia berkata, dalam 12 bulan, selama 9 bulan untuk menjaga inflasi. Karena ada ritual Cheng Beng atau sembahyang kubur bagi masyarakat Tionghoa yang membuat Kalbar ramai dikunjungi. Ini yang kerap membuat inflasi bergerak naik, lantaran komponen event ini banyak, selain membuat tingginya harga tiket pesawat udara, juga harga daging babi naik lebih tinggi.
“Dulu harga daging babi harganya hanya separonya dari daging sapi. Sekarang malah lebih mahal. Daging babi itu harganya Rp 170 ribu per kilo, sementara daging sapi hanya Rp 135 ribu per kilo,” kata Midji.
Pertumbuhan ekonomi Kalbar menurut Midji, sebetulnya bisa tumbuh lebih tinggi, kalau semua ekspor tercatat di Kalbar. Contohnya, CPO, kata Pak Gub, Kalbar menghasilkan 7 juta ton CPO, tapi yang tercatat belum di angka 1 juta ton, karena semuanya diekspor melalui Belawan, Riau, Lampung dan lainnya.
“Padahal kita punya pelabuhan yang telah diresmikan oleh Presiden. Sayangnya pelabuhan internasional Kijing ini tidak punya tangki timbun, bahkan crane juga tidak ada, padahal itu pintu ekspornya,” ujar Midji.
Untuk mendukung kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Kijing, menurut Midji, Pelindo berencana menggunakan crane bekas, namun itu ditolak mentah-mentah oleh Gubernur.
“Yang benar saja. Masak pelabuhan internasional pake crane bekas. Kalau itu dilakukan, saya akan panggil tukang besi untuk menawarnya,” tegas Midji.
Gubernur menyampaikan, kalau tampilan pertumbuhan di Kalbar itu sebenarnya besar. Pendapatan asli daerah (PAD) dari tahun 2018 sampai sekarang sudah meningkat dari angka Rp 1,9 triliun sekarang sudah Rp 3,2 triliun. Tahun ini, diperkirakan bisa meningkat menjadi Rp 3,4 triliun. Sementara untuk fiskal, menurut Midji, kalau APBD dulu tergantung dengan Pusat, sekarang hampir 54 persen Kalbar PAD dan 46 persennya transfer Pusat.
“Mudahan ini bisa terus ditingkatkan. Idealnya, PAD harus terkondisi paling kurang 65 persen, itu baru daerah bisa mandiri dalam segala aspek. Kalau masih di bawah 50, itu berat. Mudahan kita bisa terus berkembang,”imbuhnya. **
Discussion about this post