Dia berharap, dengan ekonomi syariah sebagai pertumbuhan ekonomi baru, juga bertumbuh di Kalbar, dibarengi dengan kemajuan-kemajuan UMKM syariah, sesuai dengan visi Indonesia untuk menjadi pusat industri halal dunia.
“Kita berharap kontribusi produk-produk halal Kalbar, untuk mendukung pencapaian Indonesia, sebagai pusat industri halal dunia,” imbuh Anggini.
Bank Indonesia sendiri fokus memberikan dukungan pada empat sektor prioritas, yaitu sektor pertanian, makanan dan minuman, fesyen serta pariwisata ramah muslim. Salah satu produk unggulan daerah ini adalah CPO (Crude Palm Oil) yang untuk hilirisasinya bisa dikembangkan menjadi olein, yaitu produk hasil rafinasi dan fraksinasi CPO, yang digunakan sebagai minyak goreng. Selain itu, dari CPO juga bisa dikembangkan menjadi industri kosmetik dan turunannya.
“Ini tentu saja menjadi industri kosmetik berbasis halal dan dapat sertifikat Kemenag. Ini yang akan terus kita dorong untuk semakin bertumbuh,” kata Anggini.
Dia juga menyinggung masalah industri kopi di Kalimantan Barat yang sudah semakin maju dan akan terus didorong. Begitu pula dengan industri fesyen. BI sendiri punya UMKM binaan songket dan tenun Kalbar, bahkan ada pelaku usahanya yang lolos IKRA (Industri Kreatif Syariah) nasional dan bulan Mei mendatang, akan melakukan show di Dubai.
“Nah, dengan kegiatan Gebyar Syariah, kita harapkan ada kurasi IKRA, sehingga UMKM yang lolos bisa maju di tingkat nasional,” ucap Anggini.
Indonesia saat ini adalah pemain utama ekonomi keuangan syariah global, berada di peringkat ke empat dari seluruh ekonomi keuangan syariah global. Pun, Indonesia menjadi peringkat ke dua dari makanan halal dan peringkat ke tiga untuk fashion muslim secara global.**
Discussion about this post