Kopi lokal bernama Liberika Kayong Utara, menjadi energi positif bagi petani kopi di daerah Kalimantan Barat. Sejak tahun 2017, ketika Gusti Iwan Darmawan, pegiat kopi dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat memutuskan untuk membudidaya dan mengembangkan tanaman kopi Liberika di Kabupaten Kayong Utara, daerah lain pun mulai mengikuti jejaknya.
Dengan lahan yang disiapkan pemkab setempat, Iwan mengajak kelompok petani kopi untuk lebih fokus mengembangkan Kopi Liberika secara sistematis, karena potensi pasarnya yang begitu terbentang.
“Ceruk pasarnya masih luas. Ada angka 83 persen pasar yang menanti dipenuhi oleh petani kopi kita. Saat ini, pemenuhan kopi lokal baru sebesar 17,9 persen saja, yang 83 persen itu dipasok dari luar daerah. Jadi jangan khawatir soal pasar,” tegas Iwan  ketika meresmikan Kedai Kopi Kojal dan Gerai Kopi Kayong Utara di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis 23 Februari 2023.
Semenjak nama Kopi Liberika Kayong Utara bergema di mana-mana hingga di pasar global, dan memenangi penghargaan World Coffee Challenge 2022 kategori Best Alternative Coffee in The World, pasar kopi lokal mulai bergeliat. Petani kopi semakin serius menggarap lahannya. Kopi-kopi lokal pun bermunculan dari daerah Punggur, Batu Ampar Kabupaten Kubu Raya Kabupaten Sambas, Mempawah dan lainnya.
“Alhamdulillah, ini menggembirakan dan kita anggap bukan persaingan, tapi positive fight, yang bisa memberikan pengaruh lebih besar lagi, untuk bersama-sama mengembangkan kopi lokal,” tutur Iwan.
Iwan yang sudah lama menceburi kopi, sangat paham soal komoditi ini. Dia memang punya keinginan mengembangkan kopi lokal. Pilihannya adalah Liberika yang dinilainya unik nan nikmat, pun pasarnya bagus. Dari hasil penelitiannya, Kabupaten Kayong Utara yang dinilainya berpotensi bagus.
Pria yang jago entertaint dan punya event organizer ini, bahkan pernah kerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hingga akhirnya dia memutuskan lebih fokus pada satu bidang. Pilihannya adalah kopi, karena potensi pasarnya yang luar biasa dan penikmatnya banyak.
Menamai dirinya sebagai Kojal atau Kopi Jalanan, Iwan memang memulai usaha jualan kopinya dari bawah, dari sepeda engkol yang bisa dibawa berpindah-pindah mencari lokasi pemburu kopi panas. Dari jalanan, Iwan kerap ikut gelaran event pameran UMKM hingga masuk ke kantoran dan malah menjadi Binaan Bank Indonesia.
Dari usaha kecil, Kojal terus naik kelas. Namun, niatnya untuk memiliki brand kopi lokal tetap panas, tak pernah padam, meski namanya sudah berkibar. Iwan tak pernah berhenti melakukan eksperimen dari kopi ke kopi.
Akhirnya keuletan dan kerja kerasnya membuahkan hasil. Keinginannya untuk mengembangkan kopi Liberika terpenuhi. Iwan sendiri tidak memiliki lahan pribadi untuk bertanam, namun dia punya keahlian. Petani-petani kopi inilah yang dimotivasi, didampingi dan dilatih cara bertanam Liberika hingga menghasilkan buah kopi yang nikmat sesuai standar pasar.
Iwan memang tak bisa bekerja sendiri. Dia mendapat dukungan penuh dari Bupati Kayong Utara, Citra Duani dan seorang pengusaha nasional, Steve Hidayat, Dirut PT Selera Indah Perdana (SIP). Mereka sepakat, bahwa Indonesia sangat kaya akan kopi, dari ragam varitas, proses pengolahan hingga cita rasanya. Bahkan, masih banyak yang tidak tahu, bahwa Indonesia memiliki kopi Liberika yang tidak kalah nikmatnya dari kopi Robusta dan Arabika, cilakanya lagi, ada yang beranggapan di Kalimantan tidak punya kebun kopi.
Discussion about this post