Indonesia kini mayoritas penduduknya adalah penduduk usia muda. Meleknya anak muda Indonesia pada digitalisasi, akan menjadi kekuatan utama dalam merepons disrupsi teknologi. Sebab disrupsi digital adalah peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia pada 2045.
Dia mengatakan, BUMN terus mendorong secara maksimal munculnya talenta kreatif generasi muda. Negara membutuhkan generasi muda untuk mengembangkan knowledge base economy, sehingga akan lahir banyak inovasi yang dibutuhkan Indonesia untuk bersaing dengan negara lain. Indonesia diproyeksikan memerlukan sebanyak 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi.
“Hal itu dibutuhkan, karena ekonomi digital Indonesia akan tumbuh menjadi 4.500 triliun Rupiah di tahun 2030. Itu artinya, di Asia Tenggara kita rajanya dengan menguasai 30 persen. Jadi kalian harus siapkan diri, karena 2030 itu tujuh tahun lagi. Generasi muda harus kembangkan inovasi karena itu akan menjadi kekuatan di masa depan untuk bersaing,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Erick meminta kepada para mahasiwa, agar tak henti mengembangkan potensi-potensi digital, sehingga akan terbangun ekosistem digital Indonesia.
“Jika sekarang masih main games buatan asing, maka selanjutnya harus ada games lokal yang menarik minat orang kita sendiri. Jangan sampai penduduk kita yang banyak ini, dimanfaatkan pihak lain. Ayo jadilah kreator-kreator lokal, sekaligus pecinta produk lokal agar ekosistemnya tumbuh,” kata Erick.
Dia menegaskan, BUMN berkomitmen untuk terus mendukung agar ekosistem digital itu berkembang. Penugasan secara spesifik pun diberikan kepada Telkom dan Telkomsel agar tidak tumpang tindih.
“Jika Telkom ditugaskan untuk urusan B2B dan infrastruktur digital, seperti data cloud, fiber optic, maka Telkomsel menangani B2C dengan bangun konten-konten seperti health, fintech, dan lain-lain. Jadi kalian generasi muda harus manfaatkan apa yang telah disiapkan pemerintah demi masa depan,” ucap Erick. **
Editor : Yuli.S
Discussion about this post