Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2022 sebesar 5,11 persen terkerek sebesar 0,25 persen poin terhadap TPT Februari 2022 yang angkanya sebesar 4,86 persen.
Persoalan kemiskinan menurut BPS, bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah, tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Dijelaskan, bahwa indeks kedalaman kemiskinan mengindikasikan jarak rerata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Indeks keparahan kemiskinan, mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
“Di Kalimantan Barat, Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 1,041 pada Maret 2022 menjadi 1,096 pada September 2022. Artinya, rerata pengeluaran penduduk miskin lebih menjauhi garis kemiskinan dibandingkan periode sebelumnya,” jelas Sari Mariani.
Dia menilai, pada periode yang sama, Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 0,244 menjadi 0,239. Artinya, tingkat ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin relatif cenderung semakin mengecil.
Gini Ratio
Perkembangan angka Gini Ratio di Kalimantan Barat pada periode September 2016 berfluktuasi hingga September 2022, dan menunjukkan tren menurun. Artinya, selama periode tersebut terjadi perbaikan pemerataan pengeluaran di Kalimantan Barat. Meski begitu, akibat adanya pandemi Covid-19, nilai Gini Ratio mengalami kenaikan pada September 2020 lalu dan kembali menunjukkan tren menurun hingga September 2022.
Menurut BPS, berdasarkan daerah tempat tinggal, Gini Ratio di daerah perkotaan selalu lebih tinggi dibanding daerah perdesaan. Gini Ratio di daerah perkotaan pada September 2022 sebesar 0,334. Menunjukkan penurunan sebesar 0,008 poin dibanding Maret 2022 yang sebesar 0,342 dan menurun sebesar 0,003 poin dibanding September 2021 yang sebesar 0,337.
Pada daerah perdesaan, Gini Ratio September 2022 sebesar 0,264, turun 0,001 poin dibandingkan kondisi Maret 2022 dan sebesar 0,004 poin dibandingkan kondisi September 2021.
“Gini Ratio di daerah perdesaan pada Maret 2022 dan September 2021 masing-masing tercatat sebesar 0,265 dan 0,268,” ungkap Sari.
Provinsi yang mempunyai nilai Gini Ratio tertinggi tercatat di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu sebesar 0,459. Terendah di Provinsi Bangka Belitung dengan Gini Ratio sebesar 0,255. Jika dibandingkan dengan Gini Ratio nasional yang sebesar 0,381, ada enam provinsi dengan angka Gini Ratio lebih tinggi, yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (0,459), Gorontalo (0,423), Jawa Barat (0,412), DKI Jakarta (0,412), Papua (0,393), dan Papua Barat (0,384). **
Pewarta/Editor : Yuli.S
Discussion about this post