“Proyek ini menjadi bagian penting untuk mewujudkan interkoneksi sistem kelistrikan Khatulistiwa di Kalimantan Barat, dengan sistem kelistrikan Kalseltengtim yang telah terkoneksi lebih dulu,” kata Abdul Salam.
Saat ini, sistem kelistrikan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, telah terkoneksi dengan sistem kelistrikan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Jika sistem kelistrikan di Kalimantan Barat telah terkoneksi dengan sistem kelistrikan Kalseltengtim, maka evakuasi daya dari seluruh pusat listrik di Kalimantan akan sangat mungkin untuk dilakukan.
“Ketika sudah tersambung nanti, keandalan pasokan listrik bagi masyarakat akan meningkat, dan diharapkan juga turut meningkatkan rasio elektrifikasi di Kalimantan,” tutur Abdul Salam.
Interkoneksi kelistrikan antar pulau ini, bisa mendorong percepatan pembangunan energi baru terbarukan di Tanah Air, termasuk untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin (PLTB).
Untuk itu, juga diperlukan digitalisasi dan modernisasi infrastruktur kelistrikan, salah satunya “jaringan pintar” atau Smart Grid.
Dengan Smart Grid, dimungkinkan adanya komunikasi antara supply dan demand listrik. Implementasi Smart Grid telah masuk sebagai program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024.
Pewarta/Editor: Yuli.S
Discussion about this post