Kesempatan ini juga dimanfaatkan penyuluh pertanian secara bersama-sama memperbanyak pembuatan Jakaba sebagai gerakan BSM3 di BPP, untuk kemudian perbanyakan Jakaba ini secara berjenjang akan diteruskan Penyuluh Pertanian di masing-masing WKPP guna mendorong peningkatan produksi pertanian. Supervisi BPP ini juga turut serta diikuti tim penyuluhan Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Ketapang.
Sementara itu, Kepala Dinas TPH Kalbar, Florentinus Anum mengatakan, akhir-akhir ini salah satu kendala yang dihadapi para petani dan kelompok tani dalam meningkatkan produksi komoditas pertanian, adalah belum optimalnya sarana produksi. Salah satunya adalah terkait dengan masih tingginya harga pupuk di pasaran. Kemudian selalu kurangnya pemenuhan pupuk bersubsidi dari yang diusulkan oleh petani, yang tertuang dalam dokumen Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Untuk menjawab kondisi itu maka pihaknya menghadirkan BSM3.
“Tiga tahun terakhir ini pupuk bersubsidi rata-rata hanya 25 persen – 30 persen dari total kebutuhan petani atau kelompok tani yang dipenuhi oleh pemerintah pusat. Sehingga dipastikan pupuk bersubsidi di lapangan akan kurang, bukan langka. Kembali, untuk mengatasi permasalahan yang ada, kami berinovasi mengatasi permasalahan pupuk dalam upaya memenuhi kebutuhan pupuk dengan BSM3,” ucap dia.**
Editor :Khanza
Discussion about this post