Selanjutnya, paham Wahabi juga menyebar di Malaysia di antara segelintir orang Malaysia. Menurut International Institut for Asian Studies sejumlah pemuka agama Islam di Malaysia telah mempromosikan ide-ide konservatif dan eksklusif akhir-akhir ini.
Kelompok ini terdiri dari individu yang paham betul ilmu agama, termasuk mufti, ulama, penceramah, guru agama, dan birokrat agama. Akademisi dan aktivis hak asasi manusia di Malaysia mengaitkan masalah itu dengan Wahhabi-Salafisme (Islam Puritan). Wahabi juga telah menyebar di Kuwait, Uni emirat Arab, Mesir, Libya, dan Aljazair.
Di Indonesia, dalam beberapa tahun belakangan ini, paham Wahabi juga semakin menyebar hingga ke daerah-daerah. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai paham wahabi dan salafi tak cocok dengan tradisi Islam yang ada di Indonesia.
“Dibangun dengan wahabi salafi, enggak cocok di kita, Indonesia,” kata Mahfud dalam acara Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah beberapa waktu lalu.
Menurut Mahfud, paham itu boleh tumbuh di negara asalnya atau di luar negara Indonesia. Karena hukum itu sesuai kebutuhan waktu, lokal dan tempatnya.
Namun, Mahfud mewanti-wanti kepada ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, jangan kehilangan masjid-masjid yang menjadi basis pergerakan dakwahnya. Terlebih lagi, saat ini muncul paham keagamaan tidak sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang dianut di Indonesia.
“Jangan sampai NU dan Muhammadiyah kehilangan masjid-masjid dan tempat peribadatan yang sudah kita bangun dengan wasatiyah Islami selama ini,” imbuhnya.
Perdebatan soal paham wahabi-salafi di Indonesia belakangan ini mulai ramai diperbincangkan. Selain Mahfud, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj juga menilai, ajaran Wahabi merupakan pintu masuk terorisme. Ia pun meminta pemerintah membendung paham-paham ini.
Kata Said, Wahabi memang tidak mengajarkan terorisme dan kekerasan. Namun, katanya, paham ini selalu menganggap orang yang memiliki pandangan berbeda sebagai kafir meski sesama muslim.
“Kalau kita benar-benar sepakat, benar-benar satu barisan ingin menghadapi, menghabiskan, menghabisi jaringan terorisme dan radikalisme, benihnya yang dihadapin, pintu masuknya yang harus kita habisin, apa? Wahabi! Ajaran Wahabi itu pintu masuknya terorisme,” kata Said dalam sebuah seminar virtual yang digelar 30 Maret 2021 lalu.**
Discussion about this post