Event ini sekaligus mendorong pembukaan rekening dan publikasi kegiatan literasi dan inklusi keuangan, melalui booth pameran jasa keuangan, talkshow interaktif, business matching program inklusi keuangan dengan total nominal mencapai Rp 610.200.000 terdiri dari program KUM Peduli Bank Kalbar, KUR BNI, KUR BRI, KUR Bank Mandiri, KURMA Perumda BPR Khatulistiwa Pontianak, Simpanan Pelajar (SimPel BTN & SimPel iB BSI) dan program Yuk Nabung Saham pada seremonial pembukaan, serta kegiatan Stocklab Competition, yang dimotori oleh KPw Bursa Efek Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.
Sasaran yang hendak dicapai adalah mendukung pencapaian target Pemerintah untuk indeks literasi keuangan sebesar 50 persen, dan indeks inklusi keuangan sebesar 90 persen di tahun 2024 berpedoman kepada Perpres No. 114 Tahun 2020 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif.
“Untuk tingkat literasi dan inklusi keuangan di Kalbar sampai 2022, diperkirakan masih di bawah nasional dan perbedaannya mirip dengan hasil survei sebelumnya dengan tingkat nasional. Pada survei sebelumnya literasi keuangan Kalbar 36 persen dan inklusi sebesar 75 persen,” kata Maulana Yasin dalam konferensi pers di sela kegiatan BIK.

Ia menyampaikan, peningkatan literasi dan inklusi keuangan telah menjadi salah satu fokus integral pembangunan di banyak negara, termasuk Indonesia. Hal itu dilandaskan pada beberapa penelitian yang menyimpulkan, bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara peningkatan literasi dan inklusi keuangan, terhadap pembangunan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan penelitian Grup Bank Dunia di lebih dari 60 negara termasuk Indonesia, terungkap bahwa literasi dan inklusi keuangan diidentifikasi sebagai pendorong untuk mencapai 8 dari 17 target pembangunan berkelanjutan (SDGS), sehingga dinilai sebagai pendorong utama mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.
“Berdasarkan penelitian oleh Laha di 2015 juga menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 persen dari indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan akan meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 0,16 persen, yang berarti memiliki pengaruh dalam meningkatkan tiga aspek utama pembangunan manusia, yakni tingkat harapan hidup, kualitas pendidikan dan standar hidup layak,” jelas dia.
Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan di salah satu mall terbesar di Kalimantan Barat ini, juga dirangkaikan dengan kegiatan Gernas Bangga Buatan Indonesia melalui kampanye dan promosi produk UMKM khas lokal, yang diwujudkan dengan hadirnya booth pameran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan UMKM binaan masing-masing, dan juga booth pameran Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat dan Asosiasi Eksportir Dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Provinsi Kalimantan Barat.
Pada puncak seremonial penutupan acara, digelar fashion show kerajinan tenun, kain, batik, dan handycraft produk UMKM binaan Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat berkolaborasi dengan OJK Provinsi Kalimantan Barat, guna meningkatkan rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap produk lokal kreasi putra putri kebanggaan daerah.
Grup band lawas asal Kalimantan Barat, Arwana Band juga turut dihadirkan untuk menghibur pengunjung dengan lagu-lagu populernya. **
Pewarta/Editor : Yuli.S
Discussion about this post