Kolaborasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan FKIJK (Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan) Provinsi Kalimantan Barat, sukses menggelar even tahunan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2022 dengan kegiatan financial dan UMKM Expo bertajuk Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat. Digelar selama tiga hari, 26 – 28 Oktober 2022 di Mall Gaia Bumi Raya City.
Kegiatan ini merupakan seremonial puncak pelaksanaan kegiatan literasi dan inklusi keuangan selama bulan Oktober 2022, sebagai salah satu bentuk kolaborasi Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Kalimantan Barat, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat dan 43 Lembaga Jasa Keuangan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) Provinsi Kalimantan Barat.
Syarif Kamaruzzaman, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kalimantan Barat yang hadir pada pembukaan event tersebut mewakili Gubernur Kalbar mengungkapkan, peran penting UMKM dalam pertahanan perekonomian bangsa. Hingga September 2022 jumlah usaha mikro tercatat sebanyak 167.839 pelaku usaha atau 85,85 persen. Sementara jumlah usaha kecil 25.964 pelaku usaha atau 13,28 persen dan usaha menengah tercatat sebanyak 1.705 usaha atau 0,87 persen.
“Pemerintah Provinsi Kalbar berharap, kegiatan seperti ini, yang menyasar usaha mikro dapat menumbuhkembangkan aspek-aspek kegiatan pelaku UMKM. Diharapkan pelaku UMKM dapat naik kelas dengan meningkatkan pemasaran, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional,” kata Kamaruzzaman.
Dia menyatakan keyakinannya, bahwa OJK dan Bank Indonesia dapat memenuhi komitmen untuk terus mendorong pengembangan UMKM, dan mempersiapkan UMKM menghadapi tantangan era industri 4.0 yang menjadi tantangan tersendiri bagi sektor UMKM.
“Pelaku UMKM harus dapat memanfaatkan kesempatan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan BIMP-EAGAserta pasar ekspor di era industri 4.0, dengan membuat produk yang mampu menguasai pasar domestik dan sekaligus dapat diekspor ke mancanegara,” tuturnya.
Kamaruzzaman menilai, UMKM Kalimantan Barat memiliki potensi untuk bersaing di pasar internasional, terlebih di era digital ini. Namun demikian, pelaku UMKM perlu untuk memperhatikan standar ekspor yang ditetapkan internasional, mencakup penilaian kesesuaian, metrologi, MRA-MLA dan lainnya.
“Jika pelaku UMKM dapat memenuhi standar internasional tersebut, Saya yakin ekonomi Kalimantan Barat akan tumbuh pesat,” imbuhnya.
Maulana Yasin, Kepala OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Provinsi Kalbar menyatakan terus memperkuat kolaborasi dengan para pihak, agar tingkat literasi dan inklusi keuangan di daerah semakin meningkat.
“Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan ini, merupakan ajang kolaborasi, baik regulator dan industri keuangan, termasuk pelaku UMKM. Pelaku industri keuangan semua terlibat, termasuk dari Dekresnada Provinsi Kalbar dan pelaku UMKM. Karena kunci meningkatkan literasi dan inklusi keuangan adalah kolaborasi. Untuk itu, kami terus perkuat dengan melibatkan para pihak,” kata Maulana.
Dia menjelaskan, kegiatan ini merupakan wadah kolaborasi untuk mengkampanyekan secara langsung beragam program inklusi keuangan, meningkatkan pemahaman dan awareness peserta pengunjung tentang beragam produk dan layanan jasa keuangan.
Discussion about this post