Ke sembilan yang cukup mengejutkan adalah platform LinkAja. Layanan keuangan digital LinkAja, melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan untuk reorganisasi sumber daya manusia (SDM). Penyesuaian jumlah karyawan dilakukan untuk memastikan perusahaan bertumbuh secara optimal dengan SDM yang efisien dan fokus pada bisnis perusahaan saat ini.
“Penyesuaian organisasi SDM ini, dilakukan atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan ini,” jelas Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo dalam pernyataannya kepada media.
Ke sepuluh, perusahaan yang juga ikut memberhentikan karyawannya adalah SiCepat. Start up yang bergerak di bidang layanan pengiriman barang ini, dikabarkan telah melakukan PHK terhadap sekira 360 karyawannya.
Namun, berbeda dengan start up lain yang kebanyakannya melakukan PHK untuk menyesuaikan bisnis dengan kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, pihak SiCepat mengungkapkan, bahwa langkah ini ditempuh sebagai evaluasi kompetensi karyawan.
Selanjutnya ke sebelas Mobile Premiere League. Platform gim dan turnamen Mobile Premier League (MPL) menutup operasional di Indonesia. Penutupan itu berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya. MPL adalah startup asal India, yang saat ini sudah memiliki kehadiran di sejumlah negara Asia Pasifik, Amerika Serikat, dan Eropa.
“MPL Indonesia sudah tidak beroperasi dan menerima pengguna baru saat ini. Terima kasih atas dukungan dan perhatiannya,” tulis MPL dikutip dari Instagramnya, beberapa waktu lalu. Perusahaan ini merumahkan setidaknya 100 orang pegawai atau 10 persen dari total pekerjanya di dunia.
Kemudian ke duabelas, ada perusahaan berlabel Mamikos, start up yang menyediakan layanan pencarian kos ini, menyatakan melakukan PHK untuk menjaga kesehatan kondisi keuangan perusahaan di tengah kondisi pasar dan ekonomi makro yang sedang dipenuhi ketidakpastian. Mamikos belum bisa memberikan kepastian terkait jumlah karyawan yang terkena PHK.
JD.ID tercatat sebagai perusahaan ke empatbelas yang memberhentikan karyawannya. Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID mengambil langkah PHK sebagai salah satu improvisasi, agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.
“Perusahaan juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang di dalamnya ada juga pengurangan jumlah karyawan,” kata Director of General Management JD.ID Jenie Simon dalam pernyataan tertulisnya.
Beres.id menjadi perusahaan ke limabelas yang mengumumkan berhenti beroperasi mulai 1 Juli 2022. Penyebabnya adalah pandemi covid-19 yang berdampak pada gangguan operasional, kekurangan tenaga kerja, dan biaya operasional yang tinggi perusahaan.
“Dengan berat hati kami mengumumkan mulai 1 Juli 2022, Beres dan semua platform afiliasinya tidak akan beroperasi lagi,” ujar Co-founder and CEO Beres.id Choong Fui Yu dalam pernyataan di situs resminya pada Jumat 6 Oktober lalu. **
Discussion about this post