BANK Central Asia (BCA) melaporkan tren peningkatan aktivitas bisnis yang berkelanjutan sejak dampak pandemi mulai mereda di tahun ini. Kinerja keuangannya bertumbuh positif. Pada semester I 2022, BCA dan entitas anak membukukan kenaikan laba bersih sebesar 24,9 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 18 triliun.
“Kontributor utama adalah pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga, serta turunnya biaya cadangan penurunan nilai kredit seiring dengan membaiknya kualitas kredit,” tutur Vera Eve Lim, Direktur BCA dalam Public Expose Live 2022, Rabu 14 September 2022.
Kegiatan Public Expose Live 2022 ini digelbar oleh BEI (Bursa Efek Indonesia) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), berlangsung pada 12 – 16 September 2022 secara virtual dengan menampilkan 54 perusahaan tercatat.
PT Bank Central Asia Tbk (IDX: BBCA) memaparkan kinerjanya dengan sangat meyakinkan yang disebutnya sebagai komitmen dalam memberikan keterbukaan informasi secara berkala kepada pemegang saham publik. Selain dihadiri Vera Eve Lim sebagai direktur BCA, juga menyertai Corporate Secretary BCA, Raymon Yonarto, dan EVP Secretariat and Corporate Communication BCA Hera F. Haryn.
Dalam pemaparannya, Vera Eve Lim, melaporkan kinerja keuangan perseroan yang positif. Sejalan dengan membaiknya perekonomian nasional, total kredit BCA tumbuh sebesar 13,8 persen (yoy) menjadi Rp 675,4 triliun, dengan pertumbuhan kredit terjadi di semua segmen.
“Perseroan melihat permintaan kredit di tahun 2022 secara year to date (ytd) relatif lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya,” tutur Vera.
Di kuartal II 2022, portofolio kredit korporasi berhasil menembus angka Rp 300 triliun, serta KPR juga mencapai milestone Rp 100 triliun, untuk pertama kalinya dalam sejarah bisnis perseroan. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan (sustainable) juga tumbuh 21,8 persen menjadi Rp 169,5 triliun, berkontribusi hingga 24,9 persen terhadap total portofolio pembiayaan perseroan.
Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) naik 17,3 persen (yoy) per Juni 2022, mendorong total dana pihak ketiga (DPK) menyentuh milestone Rp 1.000 triliun untuk pertama kalinya. Pencapaian tersebut sejalan dengan pertumbuhan volume transaksi yang naik 40 persen mencapai 10 miliar transaksi per semester I-2022, yang mayoritas berasal dari mobile banking.
“Kami konsisten mengusung konsep hybrid banking dalam melayani basis nasabah yang terus bertumbuh, baik di ekosistem online maupun offline. Hal ini penting untuk senantiasa memberikan kenyamanan kepada berbagai segmen nasabah dalam bertransaksi, di samping tetap menjaga keandalan dan keamanan sistem kami,” ujar Vera Eve Lim.
Dia menyebut, hingga Juli 2022, perseroan melihat tren pertumbuhan bisnis masih berlanjut, dengan total kredit dan CASA secara bank only tumbuh masing-masing di kisaran 13 persen dan 17 persen (yoy).
Discussion about this post