“Waktu pengujian mencerminkan keinginan Rusia untuk menunjukkan sesuatu sebagai pencapaian teknologi menjelang Hari Kemenangan, pada saat banyak teknologi mereka belum memberikan hasil yang mereka inginkan,” kata analis dari think-tank RUSI di London, Inggris, Jack Watling.
“Ini adalah sinyal ke Barat bahwa Moskow mampu melakukan pembalasan yang menghancurkan yang akan mengakhiri sejarah negara mana pun yang telah melanggar batas keamanan Rusia dan rakyatnya,” kata pemimpin redaksi majalah Pertahanan Nasional Rusia, Igor Korotchenko, mengatakan kepada kantor berita RIA.
Rusia memang merupakan salah satu negara yang memiliki nuklir terbanyak di dunia. Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia memiliki 5.977 hulu ledak nuklir.
Mengutip BBC International, sekitar 4.500, kemungkinan berupa senjata nuklir strategis seperti rudal balistik atau roket yang bisa menargetkan sasaran dari jarak jauh. Sebanyak 580 di antaranya adalah bom nuklir yang bisa dijatuhkan dari pesawat.
Sebagaimana diketahui bom nuklir, meski hulu ledaknya kecil, bisa menimbulkan banyak korban jiwa dan konsekuensi jangka panjang lain. Ini setidaknya terjadi kala Perang Dunia II.
Bom yang dilemparkan ke Horishima Jepang sebesar 15 kiloton membuat 146.000 warga tewas. Hulu ledak nuklir sendiri bisa mencapai lebih dari 1.000 kiloton.
“Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan,” ujar Sekjen PBB Antonio Guterres dalam satu kesempatan 14 Maret, merujuk pada ketegangan Rusia dengan Ukraina dan Barat. ** sumber cnbc.
Discussion about this post