Arfani mengatakan, Indonesia dapat memanfaatkan kedekatan dengan China atau Rusia untuk mengupayakan gencatan senjata dan mendudukan keduanya di meja perundingan. “Jika perlu menggandeng India yang akan memegang keketuaan G-20 berikutnya, setelah Indonesia atau Brazil sebagai ketua berikut G-20 setelah India, jadi diperlukan langkah-langkah luar biasa untuk diplomatik,” ujar dia.
Menurut dia, jika konflik berlarut-larut maka kondisi geopolitik dan geoekonomi secara global bisa terdampak cukup serius, termasuk dampaknya bagi negara-negara di Asia Tenggara. “Dari sisi geopolitik persaingan negara-negara barat dengan Rusia akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan. Selama ini kita melihat Rusia sebagai pewaris negara adikuasa Uni Sovyet. Mereka nampaknya menginginkan status itu tetap ada,” kata dia.
Meski tidak secara langsung, kata dia, konflik itu bisa berdampak pada perekonomian Indonesia, karena suplai bahan makanan terutama gandum masih bergantung pada kedua negara yang tengah berkonflik. ** Ant
Discussion about this post