Di Indonesia sendiri, rumah terbalik sudah ada di Bali, Solo dan Lombok. Berfoto di dalam rumah terbalik, seolah kita tengah berada di Âawang-awang dan melayang, lumayan pusing. Untuk melihat hasil poto tersebut, tentu dengan cara terbalik pula, sehingga seolah berada di atas.
Asal usul rumah terbalik sebenarnya dari Polandia, bangunannya persis seperti yang ada di Resort Camar Bulan Temajuk itu. Proyek ini diciptakan oleh pebisnis sekaligus dermawan Daniel Czapiwski. Rumah terbaliknya dibangun di sebuah desa kecil bernama Desa Szyimbark. Karena keunikannya, rumah terbalik tersebut banyak didatangi para turis.
Padahal awalnya Daniel membangun rumah terbalik tersebut, sebagai protes atas sistem komunisme yang berlaku di negerinya. Rumah terbalik milik Daniel yang terbuat dari kayu berdinding papan itu, dikerjakan selama hampir empat bulan, sepuluh kali lebih lama, jika dibandingkan dengan bangunan rumah biasa.
Tentu saja tidak mudah membangun rumah terbalik, makanya waktu yang dibutuhkan lumayan lama, sebab para pekerjanya mengaku pusing, dan disorientasi arah ketika mengerjakan bangunan rumah terbalik tersebut.
Dari Polandia, rumah terbalik Daniel lantas diadaptasi di Yalta, Ukraina. Ukurannya lebih kecil, hanya sekira 43 meter persegi saja. Perabot rumahnya juga sama, hanya tentu tidak ada air di kamar mandi dan wastafel. Rumah terbalik juga ada di Sao Miguel, yakni sebuah pulau di Portugal. Arsitekturnya mirip rumah tradisional di sekitarnya, bagian lantainya yang berada di atas malah ditanami rumput liar.
Di Sanghai juga ada rumah terbalik yang dibuat oleh para arsitektur dari Polandia. Para pengunjung di sini dibatasi hanya 20 orang saja yang boleh masuk, karena masuk ke rumah terbalik bisa menimbulkan efek pusing.
Moscow pun sudah ada rumah terbalik sejak 2014, lokasinya di Moscow Exhibition Center. Rumah terbalik ini ditata layaknya rumah normal, ada ruang makan lengkap dengan sandwich, kamar anak lelaki lengkap dengan ranjang berbentuk mobil-mobilan beserta aneka mainan, dan banyak perabotan lainnya. Sangat detil. Para fotografer juga berusaha memotret dengan kamera yang terbalik, agar bisa mendapatkan foto seolah rumah itu biasa saja, sedangkan orangnya lah yang terbalik.
Di Jerman rumah terbaliknya berwarna biru. Pemiliknya Klaudiusz Golos dan Sebastion Mikuciuk yang memang ingin membangun sesuatu yang berbeda. Dikutip dari freshome.com, proyek mereka berdua ini bernama The world stands on its head. Rumah terbalik lainnya di Jerman juga ada di Desa Affoldern.
Bermunculannya rumah terbalik membuat Austria tak mau kalah. Rumah terbalik yang dibikinnya malah lebih dramatis, dibangun dengan efek seolah jatuh dari langit, membentur aspal, dan membuat jalan rusak. Lalu, tampaklah beberapa bagian retak di tanah dan dinding. Dibangun oleh duo arsitek Irek Glowacki dan Marek Rozhanski. Rumah ini benar-benar lengkap dengan segala isinya, bahkan sampai pot tanaman dalam ruang, tanaman hias, mobil VW, handuk yang digantung, dan ban-ban bekas di garasi.
Sementara di Malaysia, rumah terbalik malah sudah ada sejak 2012. Ukurannya sekira 120 meter persegi, lengkap berisi berbagai perkakas dalam ruang tamu, kamar tidur, ruang anak, dapur, dan kamar mandi. Sedangkan di Phuket, Thailand rumah terbaliknya diberi nama Baan Teelanka. Pemiliknya adalah manager hotel international bernama Alex Riva. Rumah terbalik bergaya minimalis ini, penuh dengan jendela kaca. Tampilannya cantik bercat dusty pink sangat sesuai untuk pasangan muda-mudi yang modern, tentunya jika ia tidak terbalik.
Jepang malah sudah punya rumah terbalik sejak tahun 1998. Ini merupakan rumah terbalik pertama di dunia. Lokasinya di Distrik Nagano, Kota Matsumoto. Sebenarnya rumah terbalik ini adalah rumah makan bernama Sakasa, makanya isi rumah terbaliknya tidak ikutan terbalik, tetap berada di bawah sesuai gravitasi bumi. Namun beberapa pernak perniknya ada juga yang dibuat terbalik, seperti ember yang dijadikan cover lampu di langit. Ada juga tulisan pada billboard serta tempat sepeda yang terbalik.
Bagaimana dengan Indonesia? Konsep wisata upside down house juga sudah ada di beberapa daerah, yaitu di Boyolali, Solo, Jogyakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Medan dan Bali. Untuk pulau Kalimantan, Resort Camar Bulan Temajuk menjadi yang pertama.
Bentuk bangunan di setiap daerah cukup bervariasi, tergantung besar kecilnya. Namun perabot di dalamnya rerata sama saja, layaknya sebuah rumah normal, ada kamar tidur lengkap dengan isinya, dapur berikut perabotannya, ruang tamu serta furniture dan sebagainya. Tarif masuknya di setiap daerah pun beda-beda, mulai dari Rp 20.000 per orang hingga Rp 50.000.**
Penulis. Yuli.S
 Artikel ini telah terbit di Tabloid Matra Bisnis.
Discussion about this post