KALIMANTAN Barat merupakan daerah tropis yang sangat kaya hasil bumi, terutama buah-buahan. Buah apa saja bisa tumbuh subur di sini. Sebut saja buah durian yang paling terkenal itu, sebut lagi buah langsat, manggis, rambai, cempedak, rambutan dan lainnya. Yang terbaru, tanaman anggur yang ternyata juga bisa tumbuh subur dan panen dengan kualitas bagus. Kalau tanaman jambu madu sudah lama berhasil dikembangkan dan sudah banyak menghiasi lapak-lapak pedagang buah.
Jambu madu memang masih keluarga jambu air, namun yang ini rada beda. Bentuknya agak memanjang berwarna hijau, begitu renyah ketika digigit dan sangat berasa manisnya. Walau warnanya hijau dan sedikit memerah di bawah, jangan dikira jambu ini belum masak.
Karena jambu madu warnanya memang hijau dan tidak merah ketika matang seperti jambu air umumnya. Biasa disebut jambu madu hijau, jika warna hijaunya terlihat tua, itu pertanda jambu madu ini telah matang dan bisa langsung dikonsumsi.
Jambu madu hijau termasuk buah yang populer dan diburu penggemar jambu. Pontianak juga sudah berhasil mengembangkannya beberapa tahun lalu. Pelopornya adalah Michael yang mengembangkan dan menjual bibitnya berlabel Green Honey.
Jambu madu memang belum banyak dikembangkan oleh petani atau pekebun tanaman buah di daerah ini. Padahal prospeknya sangat menarik, karena di beberapa daerah sudah banyak petani mengembangkannya dan prospek ekonominya tinggi.
Michael yang awalnya pedagang sembako, melihat peluang sangat menjanjikan itu, dia pun banting setir menjadi petani sekaligus pedagang buah jambu madu. Lahan miliknya seluas setengah hektar di Jalan Ayani II disulapnya menjadi kebun jambu madu. Begitu pula lahan di sebelah rumahnya di Parit Haji Muksin II No 47 – 48 Kubu Raya, pun dimanfaatkannya untuk budidaya jambu madu.
Bertanam jambu madu dimulai Michael sejak 2015 setelah terlebih dahulu melakukan survei hingga ke Thailand sekaligus belajar menjadi petani jambu. Balik dari negeri gajah putih itu, Michael mulai menanam. Ada 200 induk tanaman produktif di lahannya itu. Hanya dalam lima bulan saja, Michael sudah memetik hasil. Omset yang didapat Rp 50 juta sekali panen.
Dalam satu pohon, menghasilkan buah sekira 8 – 10 kilogram. Harga per satu kilo untuk grade A atau sortiran ukuran besar dihargainya Rp 45.000 ( satu kilo berisi 7 – 8 buah saja) sementara grade B dijual Michael Rp 35.000 per kilo, sementara grade C dengan ukuran sedang Rp 25.000.
“Yang ukuran kecil dan cacat tidak saya jual,” ucap Michael ramah ketika ditemui di kebunnya.
Discussion about this post