Jika Anda seorang adventurer berjiwa petualang dan penyuka tantangan yang memacu adrenalin, maka inilah tempat tujuan yang menjadi pilihan utama : Taman Nasional Danau Sentarum! Banyak yang bisa di-explore di sini, dari spesies tanaman dan hewan langka, Arwana Super Red, indahnya alam semesta hingga produksi madu asli hutan yang hanya ada di sini.
Untuk mencapai TNDS (Taman Nasional Danau Sentarum) dari Kota Pontianak, Kalimantan Barat, butuh waktu perjalanan darat 14 jam kemudian disambung lagi 2 jam perjalanan dari Semitau menuju ke Lanjak. Ada beberapa pulau yang bisa dikunjungi, dengan menggunakan kapal Bandong Sentarum Cruise menyusuri Danau Sentarum, yang butuh waktu sekira 2 jam lebih.
Danau Sentarum memang bukan seperti danau Toba di Sumatera Utara, yang hanya merupakan satu kawasan luas dengan kebeningan airnya. Danau Sentarum yang berada di ujung Timur Kalimantan Barat, yakni di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat adalah danau berbentuk labirin, yang gampang menyesatkan jika baru pertama kali mengitarinya.
Luasnya 127,393,4 hektar. Zona kawasan TNDS terdiri dari : Zona Inti 5.131,43 hektar. Zona Rimba 6.781,28 hektar. Zona Pemanfaatan (bidang wisata) 1.309,59 hektar. Zona Rehabilitasi 1.976,82 hektar. Zona Tradisional 111.298,82 hektar dan Zona Khusus 895,46 hektar.
Susur Danau Sentaraum hanya bisa dilakukan ketika airnya mencapai ketinggian empat meter, namun saat surut setinggi 2 meter, maka tidak akan ada jalur lagi di situ, penyusur harus mencari jalan lain.
“Wah, luar biasa keren,” ucap Agus Chusaini, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kalimantan Barat, ketika mengunjungi Danau Sentarum dalam kegiatan Capacity Building Forum Komunikasi BI bersama sejumlah awak media, 13 – 17 Desember 2022.
Agus bersama beberapa orang stafnya dan HatimVarabi Redaktur Pelaksana Koran Sindo, serta sejumlah pewarta media, bahkan naik ke atas Bukit Tekenang yang berada di tengah danau di ketinggian 300 mdpl (meter di atas permukaan laut), yang menjadi tujuan utama wisata.
Karena di puncak bukit ini, lanscape Danau Sentarum nan eksotisme terbentang indah. Begitu memukau dan begitu mengagumkan.
Jangan bayangkan mendaki bukit ini melalui jalan tanah dan bebatuan, seperti laiknya pendaki gunung. Pengelola kawasan sudah menyiapkan jalan khusus, bertangga semen selebar dua meteran dengan pegangan di kiri kanannya. Namun, siapkan stamina ketika mendakinya, lantaran semakin memuncak semakin terjal dengan kemiringan hampir 45 derajat atau bisa lebih, membuat nafas ngos-ngosan dan jantung berdegup kencang.

Hanya butuh waktu sekira 15 menit saja untuk sampai ke atas Bukit Tekenang, tapi perjuangannya lumayan berat. Dan, semua akan langsung terobati tatkala berada di puncaknya sembari menghirup udara segar, dingin khas perbukitan.
“Ini sangat luar biasa. Potensi wisata Danau Sentarum harus kita suport,” kata Agus Chusaini, begitu tiba di atas bukit dan memanfaatkan momen indah itu untuk berfoto bersama.
Sayangnya, begitu tiba di Bukit Tekenang setelah menginap semalam di Resort Pulau Sepandan, cuaca kurang mendukung. Guyuran hujan sepanjang perjalanan dari pagi hingga siang hari di dalam kapal Bandong Sentarum Cruise, tiba di Guest House Bukit Tekenang, menggeser rencana pendakian hingga hujan mereda sore menjelang petang.
Meski tidak bisa menikmati sunset di puncak Bukit Tekenang, namun masih bisa menikmati indahnya alam Danau Sentarum dengan sempurna. Siapa pun yang masuk kawasan Bukit Tekenang dan nginap semalam atau dua malam, pasti tak akan pernah melupakan tempat ini, karena akan meninggalkan kenangan yang sulit dilupakan.
Kawasan di sekitar Bukit Tekenang adalah habitat spesies flora dan fauna. Di sini ada 675 spesies tumbuhan. Tanaman anggrek langka juga banyak di sini. Ada 154 orchid spesies, dominannya adalah anggrek hitam yang tergolong langka tapi melimpah ruah dalam kawasan Sentarum. Bahkan pohon pungguk yang tumbuh di hutan Amazon, Brazil pun ada di sini. Untuk fauna, tercatat sebanyak 147 mamalia, 310 burung, 266 ikan dan 31 herpertofauna.

Burung langka Enggang Gading yang menjadi maskotnya Kalimantan Barat hanya ada di sini. Dia bisa dilihat bertengger di pepohonan kawasan Pulau Sepandan saat subuh menjelang pagi.
Untuk ikan air tawar terdata dari yang kecil kisaran satu senti, yakni ikan Linut hingga ikan Tapah yang ukurannya 200 senti, ikan Patin, ikan Toman dan yang menjadi primadona adalah ikan Arwana Super Red.
Discussion about this post