Bank Indonesia bersama pemerintah daerah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi pangan. Di antaranya adalah melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).
Sebagai bentuk komitmen dalam pengendalian inflasi daerah, khususnya pada aspek pangan strategis serta mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integrative, massive, sustainable, dan berdampak nasional, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) bersinergi melalui Ultimate Flaghip Event yaitu Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang tahun ini rencananya akan dilakukan Kick Off untuk GNPIP Kalimantan di Samarinda, 27 Maret 2024 bersama TPID Provinsi Kalimantan Barat.
“Rencana penyaluran alsintan dan saprotan kepada Kelompok Tani komoditas padi, cabai rawit, dan hortikultura, salah satunya yang akan diseremonialkan di Samarinda untuk Kawasan Agropolitan  Ketapang, yakni combine harvester sebesar Rp 400 juta,” jelas Nur Asyura Anggini Sari, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, saat Panen Raya Padi dalam rangka mendukung Program GNPIP Kalimantan Barat di Gapoktan Madiun Bersatu, Desa Parit Keladi Kecamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Minggu, 24 Maret 2024.
Anggini Sari mengungkapkan, sejalan dengan target inflasi tahun 2024 sebesar 2,5±1 persen, realisasi Provinsi Kalimantan Barat per Februari 2024 masih dalam kategori on track sebesar 0.08 persen (mtm), 0,45 persen (ytd), dan 2.56 persen (yoy), masih di bawah realisasi inflasi nasional sebesar 2,75 persen (ytd).
Inflasi Volatile Food berada pada angka -0,03 persen (mtm), 1,23 persen (ytd), dan 5,88 persen (yoy), di mana inflasi VF Nasional berada pada angka 1,53 persen (mtm) dan 8,47 persen (yoy) pada Februari 2024. Beberapa realisasi tertinggi penyumbang inflasi di Kalimantan Barat adalah sektor makanan dan minuman, khususnya pada komoditas beras.
“Kondisi ini, masih salah satunya disebabkan oleh bencana banjir pada salah satu sentra produksi beras di Kalimantan Barat, di tengah tingginya permintaan pada periode pasca Pemilu serta HBKN Cap Go Meh dan menyambut bulan Ramadhan,” kata Anggini.
Dalam upaya menekan pergerakan laju inflasi sesuai target, Bank Indonesia telah bersinergi dengan pemerintah daerah dengan melakukan berbagai kegiatan, di antaranya adalah Gerakan Pangan Murah (GPM). Pelaksanaan OP/ GPM bersinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Bapanas, dan Bulog.
“Hingga hari ini, telah dilakukan GPM 63 kali di seluruh Kalimantan Barat, dan akan dilakukan lagi paling kurang 20 kali untuk memenuhi kebutuhan menjelang HBKN,” ujar Anggini.
Menurut Anggini, early warning system secara internal sebagai reminder tindak lanjut yang dapat direkomendasikan, apabila terdapat warning harga tidak wajar dari sebuah komoditas, hingga nantinya diarahkan untuk segera melakukan OP/ GPM, juga dorongan fasilitasi ongkos angkut untuk mendorong keterjangkauan harga.
Discussion about this post