Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) merilis pergerakan inflasi daerah ini pada November 2025 yang berada di angka 2,04 persen secara tahunan (yoy), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,50. Sementara inflasi bulanan (mtm) tercatat sebesar sebesar 0,24 persen dan inflasi tahun kalender (year to date/ytd) sebesar 1,57 persen.
Tercatat, seluruh kota IHK yang berjumlah lima kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat mengalami inflasi secara tahunan. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Ketapang, Kalbar sebesar 2,70 persen dengan IHK 110,12 dan terendah di Kota Pontianak sebesar 1,61 persen dengan IHK 107,74.
Kepala BPS Kalbar Muh Saichudin dalam konferensi pers BRS (Berita Rilis Statistik), Senin 1 Desember 2025 di Pontianak mengungkapkan, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi secara tahunan di antaranya adalah emas perhiasan yang dipengaruhi oleh peningkatan harga komoditas emas global.
Penyumbang inflasi lainnya adalah beras, telur ayam ras, ikan kembung, ikan baung, udang basah, mobil, ikan tongkol, minyak goreng dan sigaret keretek mesin (SKM) serta ikan nila.
Sedangkan komoditas penyumbang deflasi secara tahunan adalah bawang putih, cabe rawit, sabun detergen bubuk, angkuran udara, tomat, ikan bawal, telepon seluler, pokok sekali pakai (diapers) dan wortel.
Secara bulanan (mtm) sumbangan inflasi pada November 2025 antara lain, angkutan udara, telur ayam ras, emas perhiasan, ketimun, ikan kembung, sawi hijau, bayam, ikan nila, beras, bawang merah, ikan baung, bawang putih, tomat dan buah naga.
“Penyumbang deflasi bulanan adalah daging ayam ras, ikan tongkol, cabe merah, wortel, ikan bawal, susu bubuk untuk balita dan kentang,” jelas Saichudin.










Discussion about this post