Komunike tersebut diserahkan kepada Menteri Pemukiman Afrika Selatan, Thembisile Simelane, yang bertugas meneruskannya kepada Departemen Hubungan Internasional dan Kerjasama, Wanita, Pemuda, dan Penyandang Disabilitas, serta Kepresidenan untuk disampaikan kepada para pemimpin G20.
Ketua Delegasi W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi dan perwakilan dari Indonesia, Adelia Theresa Panjaitan, beserta dengan delegasi W20 lainnya yang hadir di Summit W20, Johannesburg South Afrika, mendesak para pemimpin G20 untuk mengambil tindakan konkret untuk mengatasi ketidaksetaraan sistemik dan tantangan yang dihadapi oleh perempuan dan anak perempuan.
Kemudian, bertepatan dengan sesi peringatan 10 tahun W20, Hadriani Uli Silalahi, menyampaikan apresiasi peran sektor swasta yang berkomitmen memanfaatkan teknologi sebagai katalis untuk meningkatkan keterampilan, produktivitas, dan akses pasar bagi perempuan.
“Untuk itu, kami sangat terbuka untuk kemitraan strategis, mulai dari program literasi serta peningkatan keterampilan digital, dukungan pembiayaan yang responsif gender, inkubasi UMKM, hingga perluasan jaringan pemasaran, agar manfaatnya dirasakan merata hingga ke akar rumput. Kolaborasi lintas pemangku kepentingan antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sipil menjadi kunci mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,”katanya.
Indonesia’s Representative to the EMPOWER Alliance Yessie D Yosetya, menambahkan bahwa, di EMPOWER, mandat kami jelas, menjembatani komitmen global dengan aksi di lapangan. XLSMART dengan Sisternet sebagai penggerak, telah kami posisikan sebagai platform kolaborasi terbuka untuk pelatihan digital yang mendukung karir dan passion para perempuan Indonesia, serta pengembangan bisnis, dan penguatan jejaring pemasaran bagi UMKM.
Sejalan dengan pesan utama Sisternet sepanjang kuartal akhir 2025 yaitu Satu Hati, Berjuta Inspirasi, sebuah ajakan untuk bersatu dalam satu tujuan agar setiap perwakilan delegasi W20 dapat saling menginspirasi dan melahirkan jutaan ide, rekomendasi, dan aksi positif.
“Ke depan, kami akan menyinergikan inisiatif ini dengan W20 Legacy Project agar praktik baik yang sudah terbukti di Indonesia dapat diadopsi lintas presidensi G20, selaras dengan agenda EWWG dan kebutuhan negara-negara di Global South,”imbuhnya.
Komunike W20 yang telah diserahkan ke EWWG kemudian dibahas pada pertemuan teknis dan sidang menteri EWWG akhir Oktober 2025 di Gauteng. Hasilnya telah direkomendasikan ke Leaders’ Declaration untuk diadopsi para pemimpin G20 pada G20 Summit.
Dengan alur ini, W20 memastikan rekomendasi kebijakan bertransformasi menjadi komitmen pemimpin dunia, selaras dengan mandat dan arsitektur koordinasi G20. Indonesia berkomitmen untuk memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, di antaranya melalui kebijakan care economy, inklusi keuangan, dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Sejumlah 20 negara turut hadir pada pertemuan ini, termasuk Argentina, Australia, Brasil, Kamerun, Kanada, Mesir, Uni Eropa, Perancis, Jerman, Ghana, Jepang, Kenya, India, Indonesia, Italia, Meksiko, Nigeria, Lesotho, Zambia, Rusia, Arab Saudi, Turki, Inggris, Amerika Serikat, dan Zimbabwe. Para delegasi menegaskan komitmen global dalam mempercepat kesetaraan gender dan pemberdayaan ekonomi perempuan.*









Discussion about this post