Bank Indonesia (BI) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) kembali menyelenggarakan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB) 2025, sebagai wujud nyata komitmen dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui penyediaan uang Rupiah layak edar di wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T).
Tahun ini, ERB akan menjangkau 90 pulau di 18 provinsi. Pelaksanaan ERB 2025 ke 14 secara resmi ditandai dengan seremonial pelepasan KRI Kujang-642 di wilayah Kodaeral XII, Pontianak, Kalimantan Barat pada Selasa 26 Agustus 2025.
Acara pelepasan dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Doni Septadijaya, Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, diwakili oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Drs. Ignasius Ik, S.H., M.Si, Komandan Komando Daerah TNI Angkatan Laut XII Kalimantan Barat, diwakili oleh Wakil Komandan Komando Daerah TNI Angkatan Laut XII Kolonel Marinir Qomarudin, S.E., M.M., CHRMP, serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Kalimantan Barat.
Pemilihan Pontianak sebagai lokasi pelaksanaan ERB ke 14 dilatarbelakangi oleh kekuatan simbolik dan strategis.
Kalimantan Barat memiliki keterkaitan erat dengan Rupiah, karena secara geografis terletak berbatasan dengan negara Malaysia. Berarti Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara, wajib dijaga dan dipertahankan khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil).
Dalam pelaksanaan pengedaran Rupiah, Bank Indonesia (BI) menghadapi sejumlah tantangan: Kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur menyebabkan tidak semua wilayah dapat dijangkau secara optimal, khususnya di kawasan terdepan, terluar, dan terpencil (3T).
Kawasan 3T merupakan tantangan tersendiri bagi distribusi uang Rupiah layak edar, baik melalui jaringan kantor wilayah BI maupun perbankan. Di luar faktor geografis, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat, juga turut memengaruhi perilaku dalam memperlakukan uang.
Discussion about this post