Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Aneka Usaha Provinsi Kalimantan Barat (sebelumnya bernama Perusda) terbilang merupakan perusahaan yang di awal pendiriannya bertujuan untuk meningkatkan perekonomian daerah sekaligus membantu pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan dan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat.
Perumda dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 1988 tentang pendirian Perusahaan Daerah (Perusda) Aneka Usaha yang merupakan penggabungan atau merger dari beberapa perusahaan daerah yang telah ada sebelumnya.
Usianya telah mencapai tiga dekade lebih, atau 37 tahun keberadaannya di bumi khatulistiwa, Kalimantan Barat, namun kontribusinya bagi daerah belumlah terlihat moncer.
Perumda Aneka Usaha hingga saat ini masih belum dapat memenuhi atau mencapai target yang diharapkan, meskipun sudah memperoleh penyertaan modal dasar, nyaris 100 persen dari yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Perumda Aneka Usaha.
Wahyu Cundrik Pamungkas, Direktur Teknik dan Pemasaran Perumda Aneka Usaha Kalbar periode 2019-2023 mengungkapkan, dinamika Perumda sejatinya butuh sentuhan tangan-tangan dingin yang mumpuni agar bisa bangkit, tumbuh dan memberi nilai tambah bagi Kalimantan Barat.

Dia menilai, bahwa Perumda Aneka Usaha tidak siap dengan persaingan terbuka. “Sejak berdirinya Perumda telah melalui dua periode perubahan sistem politik secara nasional. Kita sebut saja era Orde Baru dengan era Reformasi. Di mana pada masa era Orde Baru 1988-2000, Perumda Aneka Usaha menjadi pemain kunci. Lantaran mendapatkan prioritas utama sebagai mitra BUMN dan pemerintah daerah. Situasi ini menumpulkan kemampuan bersaing secara terbuka,” tutur Wahyu Cundrik Pamungkas yang biasa disapa Cundrik.
Dia menilai, saat memasuki era reformasi tahun 2000 dan seterusnya, Perumda Aneka Usaha tidak mampu bersaing secara terbuka dengan pemain swasta. Terbukti terlepasnya beberapa pekerjaan, seperti tidak lagi beroperasi pengangkutan BBM yang bukan karena dilepas oleh pihak Pertamina, tetapi lebih karena faktor internal, sehingga membuat usaha ini tidak bisa dilanjutkan.
“Begitu pula dengan usaha percetakan, yang sebelumnya merupakan pemain utama, menjadi tidak kebagian pasar, yang berujung dilepasnya semua aset mesin-mesin cetak, sehingga tamatlah bidang usaha percetakan,” ujarnya.
Sekadar informasi, Perumda Aneka Usaha awalnya memiliki beberapa perusahaan yang telah ada sebelumnya, yaitu Perusahaan Daerah Khatulistiwa Dharma dengan bidang usaha transportasi darat angkutan orang dan barang, serta dilengkapi usaha perbengkelan guna memenuhi kebutuhan perawatan armadanya sekaligus melayani armada umum di luar aset perusahaan.
Selanjutnya, ada Perusahaan Daerah Kapuas Dharma dengan bidang transportasi angkutan sungai dan pesisir yang fokus pada pengangkutan Bahan Bakar Minyak dan merupakan mitra resmi dari PT Pertamina.

Armadanya adalah, ponton untuk mengangkut BBM dari depot Pertamina di Pontianak menuju daerah prhuluan Sungai Kapuas seperti Sanggau dan Sintang serta daerah pesisi Kalbar, seperti Teluk Pakeda, Batu Ampar, Padang Tikar dan lainnya.
Perumda juga memiliki Mandau Dharma dengan bidang usaha percetakan, penjualan ATK, penyedia jasa perawatan bangunan dan kebersihan.
Di era 90-an Perusda Aneka usaha merupakan pemain utama dalam bisnis angkutan, baik di darat maupun di air dan telah memiliki aset beberapa unit bis, ponton serta tugboat penarik ponton serta pengusahaan pasar di bidang usaha percetakan, baik untuk keperluan lingkungan pemerintah maupun masyarakat umum.
Discussion about this post