Inflasi VF masih tercatat rendah (0,57 persen yoy) didukung oleh kecukupan pasokan komoditas pangan utama dan eratnya sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Inflasi AP tetap terkendali sebesar 1,34 persen yoy, di tengah kenaikan tarif air minum PAM, serta harga sigaret kretek mesin dan sigaret kretek tangan.
Ke depan, inflasi akan tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2025 dan 2026. Inflasi inti diprakirakan semakin rendah seiring dengan ekspektasi inflasi yang terjangkar, kapasitas ekonomi yang memadai, imported inflation yang terkendali, dan dampak positif digitalisasi.
Inflasi VF diprakirakan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi Pemerintah dan BI. 6. Pasar SBN menunjukkan perbaikan kinerja pada triwulan II 2025. Yield SUN seri benchmark tenor 10 tahun menguat dengan turun 41 bps ytd ke level 6,62 persen di akhir triwulan II 2025.
Investor asing juga mencatatkan net buy sebesar Rp 42,04 triliun ytd, dengan porsi kepemilikan mencapai 14,56 persen per 30 Juni 2025. Pergerakan yield dan kepemilikan investor asing selama triwulan II 2025 dipengaruhi antara lain oleh perkembangan tarif impor AS, eskalasi konflik Israel-Iran, inflasi AS yang masih relatif tinggi, inflow investor asing, dan pemangkasan BI-Rate sebesar 25 bps di Mei 2025.
Perry menyampaikan, per 25 Juli 2025, yield terus turun hingga 51 bps ytd, mencapai level 6,51 persen seiring dengan penurunan BI-Rate lebih lanjut ke level 5,25 persen pada Juli 2025.
Dari sisi kepemilikan, investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp58,29 triliun ytd hingga 25 Juli 2025, meningkatkan porsi kepemilikan asing menjadi 14,64 persen. 7. APBN hingga Semester I 2025 menjalankan peran sebagai countercyclical, termasuk terus menjadi instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dengan stimulus ekonomi dan implementasi program strategis, APBN turut menopang ekonomi tumbuh 4,87 persen (yoy) pada triwulan I 2025, diikuti aktivitas ekonomi yang semakin kuat di triwulan II 2025.
Kesejahteraan dalam tren perbaikan dengan jumlah penduduk miskin per Maret 2025 turun 1,37 juta orang dari Maret 2024, angka pengangguran menurun dari 4,82 persen (Februari 2024) menjadi 4,76 persen (Februari 2025), dan tambahan penciptaan lapangan kerja mencapai 3,59 juta orang pada periode yang sama.
Dengan berbagai tantangan tersebut, pengelolaan APBN dijaga tetap prudent. Belanja Negara terealisasi 38,8 persen pagu APBN dengan Pendapatan Negara telah mencapai 40,0 persen target APBN.
“Keseimbangan Primer mencapai Rp 52,8 triliun dan defisit anggaran terkendali dalam batas aman sebesar Rp 204,2 triliun (0,84 persen PDB),” katanya. **
Discussion about this post