Apabila dirasakan kurang, Dinas PU perlu melakukan penyiapan infrastruktur konektivitas. Yang tidak kalah penting, pengelolaan limbah program MBG harus dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Terkait peran Dinas Pendidikan, Rudy mengatakan, mereka harus mendukung penyiapan data siswa calon penerima MBG, penyiapan infrastruktur air bersih, dan transit penyaluran makanan, penjadwalan pemberian MBG, renovasi dapur satuan Pendidikan, dan pelatihan tenaga kependidikan.
Selain itu, dikatakannya, pemerintah daerah harus bisa mengakomodasi Mitra MBG dari sisi demand dan supply. “Jangan sampai supply untuk Mitra MBG bersumber dari daerah lain dan warga Kabupaten Sanggau hanya menjadi penonton,” tambahnya.
Pemerintah daerah harus bisa memfasilitasi hubungan antara Mitra MBG dengan sisi supply, seperti peternak dan petani. Seharusnya, pemerintah daerah paham dan aware akan isu-isu terkait sisi supply untuk mendukung program MBG.
Rudy juga mengungkapkan, pemasok bahan baku MBG harus disesuaikan dengan konteks daerah masing-masing.
Menanggapi hal itu, Pj Bupati Sanggau Suherman mengungkapkan, semua jajarannya berkomitmen untuk bersinergi dengan semua stakeholder, termasuk BPKP.
“Hadirnya BPKP menunjukkan komitmen untuk mendorong efektivitas dan efisiensi perencanaan dan penganggaran dan mewujudkan Pemerintah Kabupaten Sanggau yang maju, berkelanjutan, dan berkeadilan,” ujarnya.
Terkait MBG, Suherman berharap, koordinasi dengan BGN dapat semakin intens karena target sasaran dan pelaksanaannya ada di daerah.
Tinjauan Dapur Mitra MBG Sanggau
Untuk berkoordinasi lebih lanjut, Rudy mengajak Pj. Bupati dan Wakil Bupati Terpilih serta para pimpinan OPD terkait meninjau langsung lokasi dapur Mitra MBG di Sanggau, yaitu di Kecamatan Kapuas.
Dalam kunjungan tersebut, didapati informasi program MBG di Sanggau akan menyasar 10 sekolah, di antaranya TK IT Al Kahfi, SD IT Al Kahfi, SD Negeri 8 Sanggau, SD NEGERI 29 Sanggau, SMP IT Al Kahfi, SMP Karmel 1 Sanggau, SMP Sugiyopranoto Sanggau, SMK Tri Dharma Sanggau, SMA Negeri 1 Sanggau, dan SMA Donbosco Sanggau,
“Sampai saat ini penerima program direncanakan sebanyak 2389 anak dengan waktu tempuh dari lokasi dapur paling jauh sekira 500 meter,” ujar Alvin kepada Kepala Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG).
Terkait bantuan permodalan bagi mitra dan Yayasan Pondok Pesantren Al Fatih, Rudy menyarankan pemerintah daerah dapat mengikutsertakan Bank Kalbar dalam pemenuhan permodalan ataupun untuk implementasi dana cadangan modal apabila terjadi keterlambatan pembayaran.**
Discussion about this post