Dari event Saprahan Khatulistiwa tahun ini, Anggini menyebut paling istimewa, lantaran bersinergi dengan berbagai pihak, dan menghasilkan inovasi-inovasi yang mampu menggerakkan perekonomian.
Inovasi yang paling menonjol dan mempermudah transaksi adalah, digitalisasi melalui transaksi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Mayoritas UMKM kini sudah masuk dunia digital, dan memanfaatkan pembayaran menggunakan QRIS. Konsumen atau masyarakat pun sudah semakin nyaman bertransaksi QRIS. Lebih mudah dan simpel. Bahkan dana sekecil apapun bisa lebih berguna tatkala melakukan pembayaran QRIS, kata konsumen.
“Iya, uang kita yang tersisa di rekening, duapuluh ribu, sepuluh ribu atau lima ribuan pun bisa kita gunakan untuk belanja dengan QRIS, tidak ribet dan tidak perlu uang receh kembalian. Kalau di ATM kan gak bisa ditarik uang di bawah Rp 50 ribuan, tapi tetap bisa kita belanjakan dengan QRIS,” ujar Mariyani, ibu rumahtangga yang tengah melakukan transaksi QRIS di salah satu booth kulineran Kalbar Food Festival.
Anggini mengungkapkan, volume transaksi QRIS hingga Desember 2024 lalu, sebanyak 31.403.375 dengan user 716.677 (19,23 persen dari penduduk dewasa Kalbar). Total merchant tercatat sebanyak 319.912.

Dalam Saprahan Khatulistiwa 2025 yang bertajuk Membangun Masa Depan, Menjaga Tradisi, Menyongsong Digitalisasi, BI menargetkan terjadi transaksi pengguna QRIS sebanyak 15 ribu transaksi, dengan penambahan merchant QRIS di angka 200 merchant.
Dalam upaya meningkatkan peran UMKM sebagai penggerak perekonomian, Bank Indonesia juga menggelar Business Matching dan Capasity Building UMKM pada 10 Februari 2025 yang merupakan rangkaian kegiatan Saprahan Khatulistiwa.
Kegiatan ini mengangkat tema Peningkatan Produksi Produk UMKM Menuju Pasar Ekspor dan Peningkatan Akses Pembiayaan UMKM.
Bank Indonesia ingin meningkatkan akseptasi keuangan sekaligus membangun masa depan bagi UMKM serta meningkatkan kapasitasnya. Kegiatan tersebut diikuti sekitar seratus pelaku usaha atau UMKM dari berbagai lini usaha.
Kegiatan dibuka oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, Reinaldy Akbar Ariesha dan menghadirkan narasumber, Lukman Nurjaman, ST, MM dari PT Visi Indonesia Parama dengan tema materi: Kiat dan Potensi Produk UMKM Unggulan Kalbar menuju pasar ekspor.
Saprahan Khatulistiwa 2025 menjadi event terbesar tahun ini, karena melibatkan banyak pihak dalam banyak rangkaian acara. Pj Gubernur Kalbar, Harisson mengungkapkan, akan ada gelaran sebanyak 31 event di tahun 2025. Angka ini naik 7 event dibanding tahun 2024 yang tercatat 34 event.
“Ini membuktikan tingginya antusiasme, baik dari pemerintah daerah, dunia usaha, organisasi, kelompok masyarakat serta lembaga lain dalam menggelar event-event, dari pariwisata, budaya, kuliner maupun pertemuan dan lainnya yang menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya jumlah wisatawan,” kata Harisson.

Seluruh perhelatan rangkaian Saprahan Khatulistiwa 2025 memang diselaraskan sebagai bentuk dukungan berbagai program nasional, yakni program dukungan Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia melalui pembelian produk dalam negeri.
Mendorong implementasi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesa dan Gerakan Nasional Bangga Berwisata di Indonesia yang dicanangkan Presiden, dan berbagai kebijakan serta dukungan program Bank Indonesia.

Anggini Sari mengungkapkan, Bank Indonesia ingin melakukan transformasi digital UMKM, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia. Meningkatkan jumlah artisan UMKM dan terus mendorong peran aktif pemerintah daerah, mitra strategis serta media massa dalam mendukung pengembangan pariwisata, UMKM, koperasi serta keuangan.
“Sinergitas Kantor Perwakinan Bank Indonesia Kalimantan Barat bersama pemerintah daerah sejak tahun 2021, hingga saat ini, akan melanjutkan komitmen penyelenggaraan Saprahan Khatulistiwa sebagai event tahunan Kalimantan Barat dalam mendukung pengembangan pariwisata, UMKM, koperasi serta keuangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tegas Anggini.
Tak hanya membangun masa depan, menjaga tradisi dan menyongsong digitalisasi, event Saprahan Khatulistiwa terbukti membawa dampak luar biasa bagi masyarakat Kalimantan Barat. Dari peningkatan ekonomi, penambahan hasil usaha, hiburan, budaya, sekaligus tradisi yang tak akan pernah terkikis dan terus berkembang meski waktu terus berubah. **
Penulis / Editor : Yuli.S
Discussion about this post