PENYAKIT Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di beberapa daerah cukup mengkhawatirkan masyarakat. Namun Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Heronimus Hero menegaskan, bahwa di tahun 2025 ini, Kalbar masih aman dari PMK. Belum ada laporan terjadinya kasus PMK.
“Meskipun belum ada laporan terjadinya kasus PMK, namun soal langkah-langkah mitigasi, kita sudah berkoordinasi dengan seluruh pihak, dengan kepala daerah serta pemerintah kabupaten/kota supaya menyiapkan langkah-langkah yang ada, sesuai SOP (Standard Operating Procedure) untuk pengendalian PMK,” kata Hero kepada media, Kamis 30 Januari 2025.
Menurut Hero, tahun lalu memang ada wabah PMK di Kalbar, jumlahnya 47 kasus, namun sudah bisa diatasi. Di tahun 2025 belum ada laporan PMK di Kalbar. Namun untuk mencegah terjadinya PMK, Disbunnak tetap melakukan upaya-upaya mitigasi, termasuk percepatan vaksinasi.
“Kita sudah menyiapkan 19.050 dosis vaksin PMK dan sudah didistribusikan ke seluruh kabupaten/kota sebagai paket kita dalam pengendalian PMK di Kalbar,” jelas Hero.
Dalam upaya mencegah PMK, Hero berharap agar peternak melakukan Good Farming Practice (GFP). Melakukan budidaya ternak yang baik yang menjaga sanitasi, higienitas sekitar peternakannya, termasuk juga biosekuriti, menjaga ternaknya supaya terhindar dari berbagai penyakit, khususnya penyakit mulut dan kuku.
Secara nasional PMK telah menyebar di sembilan provinsi, di antaranya Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tercatat sebanyak 8,483 kasus PMK dengan 223 kematian dan 73 pemotongan paksa hewan guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
Disbunnak Kalbar saat ini melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas hewan, terutama di titik-titik perbatasan. Setiap hewan ternak yang masuk wajib dilengkapi dokumen kesehatan resmi dan diperiksa secara ketat.
Di samping itu, pemerintah juga memberikan edukasi kepada masyarakat dan peternak mengenai gejala PMK, langkah pencegahan dan pentingnya melaporkan kasus yang mencurigakan.
Discussion about this post