Kalimantan Barat (Kalbar) menempati urutan ke tiga pertumbuhan ekonomi tertinggi hingga kuartal III secara kumulatif, yakni sebesar 4,87 persen, di bawah Kaltim (5,19 persen) dan Kalbar (5,01 persen). Untuk share PDRB pulau Kalimantan, Kalbar menyumbang 16,70 persen atau berada di urutan ke dua di bawah Kaltim 47,03 persen.
“Ini menunjukkan peranan penting Kalimantan Barat dalam perekonomian di Pulau Kalimantan,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Ignatius IK mewakili Pj Gubernur Kalbar dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di ruang Keriang Bandong, Kantor Perwakilan BI Pontianak, Jumat, 29 November 2024.
Melihat pencapaian sasaran indikator makro pembangunan Kalbar tahun 2024 hingga saat ini, menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Igantius memaparkan, indikator makro pembangunan tersebut, menunjukkan, pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sebesar 5,19 persen telah terealisasi secara kumulatif hingga kuartal III sebesar 4,87 persen.

IPM ditargetkan sebesar 70,98 dengan realisasi sebesar 71,19 poin. Tingkat Pengangguran Terbuka yang ditargetkan 4,32 persen terealisasi 4,86 persen. Angka kemiskinan dengan target 6,55 persen telah terealisasi sebesar 6,32 persen dan inflasi yang ditargetkan 1,5 – 3,5 persen telah terealisasi sebesar 1,58 persen hingga Oktober 2024.
“Walaupun menunjukkan ekonomi yang terus tumbuh positif, pertumbuhan ekonomi Kalbar hingga kuartal III – 2-2024 secara kumulatif masih berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, sebesar 5,03 persen dan hingga akhir tahun 2024 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat akan kembali di bawah pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Ignatius.
Dikatakan, bahwa Bank Indonesia memainkan peran krusial dalam menjaga stabilitas makro ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kebijakan moneter yang tepat, pengendalian inflasi dan dukungan terhadap inklusi keuangan akan sangat menentukan keberhasilan perekonomian nasional dan juga daerah.
“Sebagai pemerintah daerah, kami berkomitmen untuk terus bersinergi dan berkolaborasi mendukung program-program yang sejalan dengan kebijakan strategis Bank Indonesia, terutama dalam pengendalian inflasi, pengembangan dan pemberdayaan UMKM termasuk dalam mendukung program kredit mikro, program inklusi keuangan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan dan keuangan, digitalisasi ekonomi, edukasi dan literasi keuangan serta peningkatan investasi,” ujarnya.
Sementara Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat, David Sipahutar dalam sambutannya mengungkapkan proyeksi pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Barat di angka 5,5 persen pada tahun 2025 yang didorong oleh berbagai upaya peningkatan sektor-sektor strategis, seperti pembiayaan berbasis syariah dan digitalisasi ekonomi.
“Kolaborasi ini diharapkan bisa mempercepat transformasi ekonomi Kalimantan Barat menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” katanya.
Sektor ekonomi lainnya yang akan didorong adalah, pengembangan ekosistem UMKM yang lebih kuat serta upaya memperbaiki iklim investasi di Kalimantan Barat.
‘Sektor pariwisata juga diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kunjungan wisatawan yang membawa dampak positif terhadap perekonomian lokal,”imbuhnya.
Bersatu Kita Kuat dan Bangkit
Discussion about this post