Dalam upaya menggenjot pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) menginstruksikan membuat lahan rawa menjadi sawah. Di Indonesia ada sekira 1,5 juta hektar lahan rawa, baik rawa mineral maupun rawa tadah hujan yang bisa digarap untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP).
“Secara nasional, konversi lahan kita itu 100 ribu hektar  per tahun. Di Kalimantan Barat ada sekira lebih 61 ribu hektar yang ditargetkan untuk dioptimasi. Penempatan lahan tadah hujan 138 ribu hektar dan penanaman padi gugur tanaman perkebunan kurang lebih 16 ribu hektar,” kata Prof DR. Ir Fadjry Djufry, M.Si, Kepala BSIP (Badan Standarisasi Instrumen Pertanian) Kementan ketika menghadiri pertemuan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Pontianak, Selasa 23 April 2024.

Fadjry berharap, lahan-lahan yang tidak ditanami di Kalbar bisa ditanami dengan perbaikan saluran, irigasi, drainase pengairan dan sebagainya. Kementan sendiri akan turut membantu dengan alat berat, seperti traktor serta bantuan benih pupuk. Dengan optimasi lahan rawa menjadi sawah ini, diharapkan akan terjadi peningkatan produksi dan Kalbar bisa berkontribusi secara naional.
“Kita akan dorong ini, bersama pemerintah daerah, gubernur, bupati, walikota, Pangdam dan lainnya untuk menggarap potensi-potensi lahan di daerah,” kata Fadjry.
Di Kalimantan Barat sendiri terdapat potensi rawa sebanyak 2 juta hektar lebih yang sudah disurvei. Terbanyak ada di Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Ketapang. Itu bukan merupakan rawa gambut tapi rawa tanah mineral, sehingga ada pasang surut dan tidak mengganggu lahan gambut serta tetap aman bagi lingkungan.
“Mekanisasi, kata kuncinya. Alat bantu pertanian akan diturunkan untuk membantu dorong optimasi lahan di Kalbar. Pupuk sudah ditambah, jadi tak masalah,” tegasnya.
Melalui optimasi lahan rawa menjadi lahan sawah ini, Kementan menargetkan nantinya lahan rawa yang IP hanya 1 menjadi 2 dan yang sebelumnya 0 menjadi 2. Banyak potensi di lahan rawa yang siap digarap guna menggenjot produksi, termasuk lahan tadah hujan, lahan lebak dan lahan pasang surut.
Penggarapan lahan rawa ini dilakukan secara bertahap. Pertama akan mengejar terlebih dahulu 1 juta hektar di tanah mineral atau rawa yang bisa ditanami padi. Beberapa daerah yang telah dibidik adalah, Sumatera Selatan, sebagian Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Discussion about this post