“Komoditas minyak goreng menjadi penyumbang inflasi, terutama pada tahun 2022. Sementara inflasi komoditas bawang putih, terjadi karena dipengaruhi oleh daerah lain sentra produksi,” jelas Anggini.
Sebagaimana diketahui Kalimantan Barat menjadi provinsi dengan curah hujan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data BMKG, Pada bulan April 2024, seluruh wilayah Kalimantan masih akan mengalami hujan dengan intensitas menengah-tinggi (200–500mm). Tingkat curah hujan tertinggi, diprakirakan terjadi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Begitu pula pada bulan Mei 2024, beberapa provinsi di Kalimantan diprakirakan masih akan mengalami hujan dengan intensitas menengah-tinggi (200–500mm). Hujan dengan intensitas menengah, diprakirakan terjadi di seluruh wilayah Kalimantan, kecuali Kalsel. Hujan dengan intensitas tinggi diprakirakan terjadi di Provinsi Kalbar dan sebagian wilayah Kalteng.
Dalam upaya pengendalian inflasi di daerah, Bank Indonesia merekomendasikan strategi program 4 K yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.
Aspek 4 K Jangka Pendek yang pertama adalah: Pelaksanaan operasi pasar dan gelar pangan murah komoditas pendorong inflasi dengan lokasi mendekat masyarakat serta inovasi menggunakan armada mobil atau motor roda tiga guna menjangkau wilayah pedalaman dengan komoditas seperti beras, telur dan daging ayam ras, aneka cabai, bawang putih, gula pasir dan minyak goreng. Aspek ke dua : Â Melakukan sidak dan monitoring harga, baik di pasar tradisional dan pasar modern.
Program K 2 : Pertama memperluas inovasi budidaya padi apung dan bibit unggul untuk meningkatkan produktivitas padi dan memanfaatkan rawa serta memitigasi dampak bencana banjir di sentra produksi. Dan ke dua dengan percepatan realisasi bantuan sarpras (pompanisasi, pintu air dan sebagainya) untuk kelompok petani di sentra produksi.
K 3 : Penguatan fasilitas aktivitas pengangkutan pangan strategis melalui subsidi ongkos angkut, bantuan fasilitas dan kelancaran jalur distribusi (perbaikan infrastruktur jalan, mitigasi banjir, lalulintas)
K 4 : Penguatan komunikasi kepada masyarakat di tengah ketidakpastian global dan tekanan harga energi akibat eskalasi geopolitik.
Sementara K 4 Jangka Panjang : K 1 : Pertama : Pemantauan dan perbaikan tata niaga alur distribusi pangan untuk menurunkan margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) ke dua : Penambahan jumlah penerbangan bagi maskapai yang tercatat konsisten menjaga tarif di level stabil.
K2 : Pertama replikasi pengadaan sarana/prasarana pasca-panen (cold storage) dari Bapanas kepada BUMD di daerah lainnya dan ke dua pengembangan rekayasa dan ekosistem irigasi di sentra produksi.
K3 : Pertama : Optimalisasi KAD Singbebaswah, dan perluasan ekosistem KAD komoditas spesifik intra dan antar Provinsi untuk daerah defisit pangan dan ke dua Pembentukan ekosistem Toko TPID dan pasar penyeimbang yang melibatkan Kerjasama Pemda, BUMD/Swasta, supplier, pedagang, dan UMKM.
Terakhir K 4 Jangka Panjang adalah, dengan penguatan kapabilitas anggota TPID melalui capacity building dan koordinasi yang terintegrasi. **
Discussion about this post