“Dengan Asparagus, kita turut menjaga tradisi Islam ala ahlusunnah wal jamaah. Filosofinya, Djarum ibaratnya sebagai jarum dan para kiai-kiai ini benang, yang kita jahit dengan benang untuk menyatukan sehingga menjadi sebuah kain, yang bermanfaat bagi masyarakat dan umat,” tutur Supriyadi.
Dari Kalimantan Barat, Asparagus juga akan dibentuk lagi menyebar ke Kalteng, Kaltim dan Kalsel. “Kita berharap Asparagus terus berkembang dan menyebarkan kebaikan sekaligus menjaga NKRI,” kata Supriyadi.
Asparagus memang bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar ponpes kiai, Gus atau Lora tanpa memandang besar atau kecilnya sebuah pondok pesantren atau banyaknya santri, namun menempatkan semuanya sejajar dalam berkumpul dan berorganisasi, selaras dengan sebutan Gus yang merupakan panggilan sayang bagi anak kiai pengasuh pondok pesantren. Terpenting lagi, Asparagus dapat turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. **
Discussion about this post