Maulana Yasin mengungkapkan, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan (SNLIK) oleh OJK pada tahun 2022, tercatat Indeks Literasi Keuangan Syariah dan Indeks Inklusi Keuangan Syariah baru sebesar 9,14 persen dan 12,12 persen, masih sangat rendah dibandingkan Indeks Literasi Keuangan dan Indeks Inklusi Keuangan secara komposit yang tercatat sebesar 49,68 persen dan 85,10 persen.

“Kegiatan ini juga sebagai pembuka dan salah satu tempat pilot project untuk implementasi program Ekosistem Pesantren Inklusif (EPIKS) oleh Kantor OJK Provinsi Kalimantan Barat untuk tahun 2024, yang akan diisi dengan beragam kegiatan edukasi, training of trainers, dan product/business matching beragam program inklusi keuangan syariah,” kata Maulana Yasin.
Dia berharap, melalui kegiatan ini, dan serangkaian program dan kegiatan melalui program EPIKS yang akan dilaksanakan, dapat menjadi sebuah model untuk meningkatkan literasi masyarakat tentang sektor jasa keuangan syariah, dan memperluas penetrasi beragam program inklusi keuangan berbasis syariah di Kalimantan Barat.
“Peran dan partisipasi dari Pondok Pesantren, lembaga jasa keuangan syariah, dan stakeholders terkait lainnya untuk bersama-sama mewujudkan hal tersebut sangatlah kami apresiasi dan akan kami optimalkan,” ujar Maulana Yasin.**
Discussion about this post