Ia tidak memungkiri bahwa produksi padi yang ada pada 2023 tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karena pada tahun lalu produksinya mencapai 961.201 GKG.
Menurutnya penurunan produksi hampir terjadi di berbagai daerah bukan hanya kita namun lainnya. “Satu di antara faktornya yakni el nino. Kembali meski demikian kita tatap surplus,” kata dia.
Kabid Tananam Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Aswin menambahkan bahwa capaian produksi pada 2023 meski turun namun dari sisi pendapatan petani dari hasil komoditas yang dihasilkan lebih baik. Hal itu karena adanya kenaikan harga pembelian pemerintah dan harga eceran tertinggi.
“Kenaikan harga gabah atau beras ini sangat signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Jadi meski produksi sedikit mengalami penurunan namun dari sisi pendapatan petani masih stabil dan bahkan meningkat. Tentu dari sisi harga beras di lapangan terutama tingkat konsumen terus dijaga agar inflasi terkendali,” kata dia. **
Discussion about this post