“Saya juga ingin anak-anak belajar bahasa Inggris dengan menyenangkan,” ungkapnya.
Anggota Pendiri dan Staf Ahli PSC, Esie Hanstein menerangkan, kurangnya kegiatan ekstrakurikuler adik-adik panti asuhan membuat dirinya berinisiatif memberikan kursus Bahasa Inggris kepada mereka. Ia bersama Aaron mengajarkan anak-anak pelajaran Bahasa Inggris.
“Memang setiap panti asuhan berbeda, di Panti Asuhan Pepabri 75 persen sudah mendapatkan pendidikan Bahasa Inggris. Sehingga mereka lebih cepat dalam memahami apa yang diajarkan kami,” jelasnya.
Namun sebagian dari anak-anak panti asuhan tersebut, ada pula yang usianya masih sangat dini, sehingga butuh cara tersendiri dalam mengajarkan mereka Bahasa Inggris. Sehingga cara mengajarkannya secara perlahan-lahan, bertahap serta penuh kesabaran.
“Antusias anak-anak belajar Bahasa Inggris cukup tinggi, dan ini sudah ketiga kalinya kami mengajarkan anak-anak di Panti Asuhan Pepabri,” ungkapnya.
Bagi anak-anak yang kurang menguasai pelajaran bahasa Inggris, lanjutnya lagi, teman-teman mereka yang lebih tahu bisa mengajarkannya kepada yang belum mengerti. Mereka merasa senang bisa sedikit berbicara Bahasa Inggris. Meski diakuinya ia dan Aaron bukan native speaker (penutur asli Bahasa Inggris), tetapi mereka bisa berbicara bahasa Inggris jadi setidaknya bisa mengajarkan anak-anak supaya bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris.
“Kedepannya, jika mereka sudah mulai lancar berbicara bahasa Inggris, kami berencana mengajarkan mereka cara memasak,” ucapnya.
Usai kelas Bahasa Inggris, anak-anak panti asuhan berkumpul di halaman Panti Asuhan Pepabri. Kali ini, mereka masing-masing membawa sikat gigi dan pasta gigi. Mereka menggosok gigi bersama, mengikuti cara yang diperlihatkan oleh Esie dan Aaron.
Menurut Esie, cara ini sebagai bentuk edukasi dalam membersihkan dan menggosok serta merawat gigi sehingga bisa diterapkan anak-anak panti asuhan yang telah terpilih sebagai target PSC. Pada proyek ini, ada dua panti asuhan yang mendapat bantuan dari PSC, yakni Panti Asuhan Pepabri dan Nur Fauzi.
“Kami ingin mereka benar-benar memahami cara menggosok gigi yang benar supaya mereka tidak asal menggosok gigi,” tegasnya.
Setelah menggosok gigi secara bersama selesai, masing-masing anak mendapatkan apel. Esie bilang, apel yang dibagikan tersebut sebagai simbol gigi sehat. Ia ingin gigi anak-anak panti asuhan tetap dalam kondisi sehat dan baik.
“Supaya mereka bisa menikmati makanan dengan gigi dan mulut yang sehat,” tutupnya. **
Discussion about this post