Dia berharap rangkaian program pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas terkait indikator yang dapat dihasilkan oleh berbagai kementerian dan lembaga, terkait untuk menjawab urgensi penyediaan data migrasi internasional, termasuk migrasi tenaga kerja yang terpilah untuk mendukung kebijakan, dan memastikan migrasi kerja yang lebih adil dan aman.
Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kemenko PMK, menegaskan SDMI merupakan langkah yang baik dan strategis dalam memudahkan koordinasi dan sinkronisasi antar kementerian dan lembaga dalam pelaksanaan berbagai program terkait migrasi.
“SDMI menjadi bagian dari upaya pemberdayaan dan perlindungan perempuan sesuai dengan Visi Indonesia 2045, yaitu pembangunan SDM yang dinamis, terampil, yang didukung dengan kerja sama industri dan talenta global,” ujarnya.
Dari sudut pandang pencapaian pekerjaan yang layak untuk semua, terutama bagi pekerja migran Indonesia, Diego Rei, Spesialis Ketenagakerjaan ILO, menyatakan statistik ketenagakerjaan memegang peranan penting. Untuk itu, ILO selalu mendukung setiap negara anggotanya, termasuk Indonesia, melalui penerapan standar statistik ketenagakerjaan, pengumpulan dan analisis data serta penyebarannya.
“ILO melalui program Safe and Fair: Realizing Women Migrant Workers Rights and Opportunities in the ASEAN Region” telah bekerja sama dengan BPS melalui berbagai kegiatan mencakup penyusunan panduan terkait dengan definisi dan konsep ILMS serta penyusunan laporan mengenai langkah-langkah operasional untuk mengintegrasikan statistik migrasi internasional ILO ke dalam SDMI,” ujar Diego.
Program ini menjadi bagian dari Uni Eropa dan Prakarsa Spotlight PBB bertujuan untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Program ini dilaksanakan melalu kemitraan antara ILO dan UN Women.
Penguatan kapasitas ini difasilitasi oleh Peter Buwembo, Spesialis Statistik Ketenagakerjaan dari ILO Regional Asia Selatan.**
Discussion about this post