Digitalisasi sistem pembayaran menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) meningkat, seiring upaya perluasan elektronifikasi sistem pembayaran di masyarakat. Khusus Kalimantan Barat, jumlah merchant QRIS saat ini sudah di angka 250,772 merchant, yang didominasi oleh Usaha Mikro. Sementara jumlah penggunanya sebanyak 421.845.
“Kondisi ini, menggambarkan akseptasi pembayaran digital semakin meningkat di masyarakat,” tutur Jeffri Pakpahan, Asisten Direktur Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, saat membuka kegiatan Nobar (Nonton Bareng) Opening Ceremony Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) Tahun 2023 secara virtual di Hotel Orchad Pontianak, Kalimantan Barat, Senin 8 Mei 2023.
Jeffry menjelaskan, dalam upaya memperluas digitalisasi pembayaran digital menggunakan QRIS, Bank Indonesia senantiasa melakukan sosialisasi edukasi kepada seluruh sektor termasuk pemerintahan, pendidikan, lembaga keagamaan, komunitas hingga pasar tradisional.
Dari sisi pemerintah daerah, ada tiga kabupaten/kota Kalimantan Barat yang menyandang status kategori digital menurut Satgas (Satuan Tugas) P2DD (Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah), yakni Kota Singkawang, Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Bengkayang. Sedangkan 12 daerah terkategori maju.
“Pencapaian ini, tidak lepas dari upaya Pemerintah Daerah serta PT BPD Kalimantan Barat selaku Bank Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), untuk terus mendorong implementasi elektronifikasi transaksi pemerintah daerah,” tutur Jeffri.
Terkait upaya digitalisasi di perbatasan, Bank Indonesia (BI) telah melakukan sosialisasi dan edukasi transaksi nontunai, terutama QRIS di PLBN Entikong dan Aruk, bekerjasama dengan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran di Kalimantan Barat.
Hasilnya, saat ini telah ada merchants QRIS di pasar wisata PLBN Aruk dan Entikong.Selanjutnya pada tahun ini, BI melanjutkan perluasan pembayaran digital ke PLBN Badau.
Menurut Jeffri, upaya akselerasi ekonomi keuangan digital di Kalimantan Barat masih perlu ditingkatkan, serta didukung oleh fasilitasi listrik serta jaringan komunikasi. Diakuinya, masih ada daerah yang blank spot yang menjadi kendala digitalisasi.
“Kami berharap, masalah blank spot sudah bisa diatasi tahun ini, sehingga pelaksanaan rencana program digitalisasi, seratus persen bisa terlaksana,” imbuh Jeffri.
Discussion about this post