Untuk memberikan akses yang lebih besar kepada UKM untuk berdigitalisasi, Promise II Impact terfokus pada empat strategi sebagai berikut: Pertama, mendorong penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas dan skala usaha UKM.
Ke dua, mendukung adopsi teknologi digital oleh BPD dan BPR. Ke tiga meningkatkan ekosistem yang terikat dalam mata nilai UKM melalui digitalisasi, perluasan pembeli dan akses yang lebih baik terhadap keuangan.
Ke empat, melibatkan pemerintah daerah dalam mendukung kebijakan dan program pemulihan ekonomi yang disasarkan pada UKM dan penyedia jasa keuangan.
Djauhari Sitorus, Manajer Program Promise II Impact, berkata bahwa melalui teknologi digital, akses terhadap layanan keuangan dapat menjangkau masyarakat di perdesaan dan wilayah terpencil, termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan UKM.
“Kita membutuhkan proses transformasi digital yang baik dan efektif dari para pelaku jasa keuangan dan UKM. Program Promise II Impact bertujuan membantu memuluskan proses ini guna meningkatkan akses UKM terhadap keuangan digital melalui jasa keuangan,” ujar Djauhari.
Program Promise II Impact, yang akan dilaksanakan hingga tahun 2025, merupakan kelanjutan dari tahap pertama Promise Impact yang berupaya mempromosikan pengembangan UKM dan memberikan mereka akses yang lebih besar kepada jasa keuangan. Juga didanai oleh SECO, tahap pertama ini dilaksanakan selama empat tahun, dari tahun 2015 hingga 2019 bekerja sama dengan OJK, BPD and BPR.
“Pemerintah Swiss berkomitmen untuk mendukung pengembangan UKM di Indonesia – tulang punggung perekonomian negara – melalui membuka akses terhadap keuangan dan mendorong transformasi digital. Kami meyakini bahwa Promise II Impact akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi agenda inklusi keuangan Indonesia dan mendukung UKM mewujudkan potensi pertumbuhan mereka,” kata Philippe Strub, Wakil Duta Besar, Kedutaan Swiss di Indonesia. **
Discussion about this post