Sebelum membuka seminar yang menarik minat para pihak, baik akademisi, pemerintahan provinsi, kabupaten, kecamatan & desa, swasta, LSM dan mahasiswa, gubernur menantang, agar tidak berhenti pada seminar, dan meminta semua pihak, termasuk perusahaan sawit untuk berperan dalam menggunakan IDM, sebagai instrumen desa membangun daerah.
Sementara AbetnegoTarigan, Deputi II Kantor Staf Presiden sebagai salah satu pemapar utama memberi judul pemaparannya Kolaborasi Membangkitkan Desa.0 menegaskan, bahwa Kantor Staf Presiden mengapresiasi upaya IPB University dan Universitas Tanjungpura menyelenggarakan Seminar Nasional, karena peran akademisi sangat penting dalam mengawal perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan nasional.
“Desa membangun dan perbaikan tata kelola sawit, menjadi program prioritas pemerintah pada 2015-2024,” katanya.
Dia meminta agar pengembangan perkebunan sawit rakyat didukung perusahaan sawit swasta dan BUMN ,melalui kontribusi positif pada penguatan ekonomi masyarakat dan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.
“Sinergi dan kolaborasi, adalah tanggung jawab semua komponen bangsa untuk membangkitkan desa membangun yang diharapkan bersama,” imbuhnya.
Wakil Rektor BidangRiset, Inovasi dan Pengembangan Masyarakat Agro Maritim IPB University, Prof Ernan Rustiadi, juga menjelaskan, bahwa desa-desa sekitar perusahaan perkebunan sawit skala besar, menjadi perhatian khusus tim dari PSA IPB. Karena perusahaan perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu entitas bisnis yang berada di dalam atau sekitar desa, memiliki tanggung jawab sosial, ekonomi, dan lingkungan terhadap peri kehidupan desa.
“Kehadiran perusahaan sawit diharapkan mampu mengakselerasi pembangunan desa,” ucapnya.
Terkait IDM, Prof Ernan secara khusus memberi catatan, bahwa melalui IDM dapat dilihat bagaimana para pihak (pemerintah, swasta, masyarakat, penegak hukum, dan aktor non-negara) melakukan berbagi peran dalam perspektif desa membangun untuk menunjang Sustainable Development Goals (SDGs).
IDM dapat diposisikan sebagai titik pijak bagi para pihak, untuk memulai kolaborasi dalam perencanaan pembangunan desa, sehingga dapat tergambar dengan jelas peta jalan pembangunan desa.
Mengingat bahwa pembangunan desa merupakan hasil akumulasi dan kovergensi dari kerja-kerja para pihak tersebut dalam mengelola, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya alam dan insani, baik yang bersifat tangible maupun intangible, maka hasil dalam seminar ini diharapkan dapat menjadi pijakan untuk mendorong desa membangun, bersama pembangunan industri kelapa sawit berkelanjutan, baik di Kalimantan Barat maupun seluruh Indonesia.
Semangat ini tercermin dari target Gubernur Kalimantan Barat, bahwa di tahun 2023 tidak ada lagi Desa Sangat Tertinggal (ST) dan DesaTertinggal (T) berdasarkan status IDM di Kalimantan Barat. **
Discussion about this post