“Panduan dan manual pelatihan ini merupakan pengembangan penting untuk memastikan bahwa mahasiswa dan dosen dapat belajar dan bekerja di institusi pendidikan tanpa takut akan kekerasan dan pelecehan seksual. Kami berharap ini akan mendorong pemuda dan institusi pendidikan tinggi untuk menjadi bagian dari aksi global dan nasional untuk menciptakan dunia kerja di Indonesia yang bebas dari kekerasan dan pelecehan,” kata Michiko Miyamoto, Direktur ILO Indonesia dan Timor-Leste.
Penyusunan panduan dan manual pelatihan ini memakan waktu hampir tiga tahun, dimana Program SfP telah bermitra dengan empat politeknik untuk melaksanakan serangkaian kegiatan peningkatan kapasitas dalam rangka menyelenggarakan pendidikan inklusif, bebas dari pelecehan dan kekerasan seksual.
Komitmen empat politeknik percontohan untuk mempromosikan GEDSI juga ditunjukkan melalui pembentukan Satuan Tugas (SATGAS), serta pengembangan dan penerapan standar prosedur operasional (SOP) penanganan kasus kekerasan dan pelecehan seksual.
Salah satu platform pelaporan yang digunakan oleh PPNS, misalnya, adalah menggunakan WhatsApp yang dikelola organisasi kemahasiswaan agar mahasiswa berani angkat bicara dan melaporkan kasusnya dengan nyaman. Selain itu, politeknik percontohan juga telah mengorganisir inisiatif peningkatan kesadaran dengan memproduksi poster, spanduk dan video serta menyelenggarakan kompetisi menulis untuk siswa. Materi promosi ini juga dipamerkan selama acara peluncuran ini.
Pemerintah Inggris menyatakan bangga telah mendanai program Skills for Prosperity di Indonesia, dan khususnya inisiatif ini mencerminkan komitmen berkelanjutan kami untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan akses bagi siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin, latar belakang sosial, dan keterbatasan fisik. Setiap orang berhak untuk menggali potensi terbaiknya.
Hal ini juga menunjukkan komitmen baru Inggris untuk mempromosikan kesetaraan dalam pendidikan, dan khususnya memprioritaskan akses bagi anak perempuan dan perempuan muda untuk memastikan mereka mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan yang utuh dan sejahtera.
“Kami akan terus bekerja sama dengan seluruh mitra kami di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengembangan keterampilan dan pendidikan, sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral secara menyeluruh di berbagai sektor,” kata Owen Jenkins, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia terus mengkampanyekan kesetaraan gender dan anti kekerasan serta pelecehan sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) No. 5 tentang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan.
“Pelecehan dan diskriminasi bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja. Namun, kelompok tertentu lebih rentan, termasuk perempuan dan anak muda. Hal ini khususnya terjadi di lingkungan pendidikan yang mencakup kesenjangan kekuatan antara staf dan siswa. Oleh karena itu, penting untuk mengangkat isu ini dengan mengarusutamakan isu gender ke dalam sistem pendidikan di Indonesia,” kata Valerie Julliand, UN Residence Coordinator untuk Indonesia.**
Discussion about this post